Anak Haji Lulung Dilengserkan, Senior PPP Kecam Mardiono: Tokoh Potensial Dibabat Habis
- VIVA/Rosikin
VIVA Politik - Konflik muncul di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) imbasĀ pelengseran Guruh Tirta Lunggana dari posisi kursi Ketua DPW PPP DKI. Pencopotan putra almarhum Abraham Lunggana alias Haji Lulung itu menuai protes dari kader PPP Jakarta.
Langkah pencopotan Tirta itu dianggap menabrak Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP. Pun, nama Plt Ketua Umum DPP PPP Muhamad Mardiono ikut dikecam karena dianggap jadi bagian dari operasi politik untuk menghancurkan suara PPP di Ibu Kota.
Politisi senior PPP Maman Firmansyah, mempertanyakan keputusan Mahkamah Partai DPP PPP yang diklaim jadi acuan perubahan SK DPW PPP DKI Jakarta.Ā Maman yang juga mantan Ketua Fraksi PPP DPRD DKI 2014-2019 itu menyebut keputusan mahkamah partai cacat hukum. Sebab, gugatannya tak sesuai AD-ART dasar tentang masa waktu Formatur Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP DKI.Ā
Dia juga menyoroti alasan putusan mahkamah partai yang tidak pernah dibuka ke publik sampai hari ini. Bagi Maman, hal itu memprihatinkan lantaran keputusan tersebut Ā tak berkorelasi dengan kepentingan perbaikan suara PPP di Jakarta.Ā
"Bagi saya, ini kesewenang-wenangan dan (Mardiono) tidak mempunyai niat baik untuk memperbaiki suara PPP ke depan," kata Haji Maman, sapaan akrabnya, kepada wartawan, Senin, 23 Januari 2023.
Menurut dia, selain mencopot trah Haji Lulung, Mardiono dinilai ugal-ugalan lakukan perombakan besar-besaran komposisi pengurus DPW PPP DKI. Dia menyinggung manuver Mardiono itu dengan memberangus sejumlah ulama dan habaib di struktur Majelis Syariah DPW PPP DKI Jakarta.Ā
Baca Juga: Anak Haji Lulung Lengser Gegara Dukung Anies Capres, PPP: Tidak Benar
Maman menyebut tokoh-tokoh yang dirombak antara lain KH. Munawir Aseli, KH. Mahfud Asirun, KH. Nursofa Tohir, Habib Idrus Jamalulail, dan Habib Ahmad bin Hamid Al Aydid.
Lalu, dia juga menyinggung hilangnya sejumlah nama tokoh PPP di Jakarta yang hilang dari struktur kepengurusan harian DPW yang baru. Tokoh yang hilang tersebut seperti Abdul Aziz yang juga mantan Ketua DPW PPP sekaligus eks Anggota DPR RI-DPRD DKI. Selain itu, ada juga eks Sekwil DPW PPP PPP DKI Najmi Mumtaza Rabbany, yang tak lain adalah putra Wakil Menteri Agama.
Padahal, kata Maman, nama-nama yang disebutnya merupakan tokoh potensial yang bisa mengembalikan umat ke PPP. Namun, manuver Mardiono memberangusnya tanpa ada komunikasi apapun.
āTokoh potensial dibabat habis, baik di pengurus harian maupun Majelis Syariah yang memang kita unggulkan tokoh-tokoh ulama yang berpengaruh di wilayah masing-masing, itu diberangus semua,ā lanjut Maman.
"Saya nggak tahu, ada pesan apa di balik ini semua? Apakah memang agar PPP tidak ada lagi pada Pemilu 2024 mendatang, atau bagaimana,ā tuturnya
Dukungan ke Anies
Maman juga menyoroti pemicu perombakan pengurus PPP DKI karena rekomendasi dukungan ke Anies Baswedan saat Mukercab serentak DPC PPP se-Jakarta di Hotel Paragon Jakarta, pada 25 September 2022. Bagi dia, hal itu tak ada yang salah. Ia mengatakan demikian, karena sampai saat ini DPP PPP belum mengumumkan capres 2024 yang diusung.
"Apa yang salah dari rekomendasi itu, sehingga anak Haji Lulung pantas dicopot? Kan DPP belum memutuskan Capres yang mau diusung," ujarnya.
Dia juga menyindir omongan DPP PPP yang pernah menyampaikan berungkali membebaskan DPW-DPW untuk memunculkan nama-nama capres.
Kemudian, dia menyindir Mardiono yang tak mempertimbangkan pengorbanan mendiang Haji Lulung, ayah dari Tirta Lunggana. Dia mengingatkan Haji Lulung yang rela berkorban mundur dari DPR RI karena diminta mantan Ketum PPP Suharso Monoarfa untuk membantu mengembalikan suara PPP di Jakarta.Ā
Lalu, pengorbanan Tirta Lunggana dan Riano P Ahmad yang juga menyusul mundur sebagai anggota DPRD DKI Jakarta untuk mengembalikan suara PPP Jakarta.
āBahkan Tirta dan Riano juga mundur dari anggota DPRD untuk membantu PPP mengembalikan suara. Dan, saya bagian tak terpisahkan dari itu, kebetulan saya dua periode di Dapil yang sama,ā ujar Maman.
Pun, Maman cemas pengalaman Pemilu 2019 bisa terulang lagi ke PPP. Dia mengingatkan pengalaman PPP saat 2019 kehilangan banyak kursi di DPRD DKI yang berpotensi Ā kembali terulang di Pemilu 2024 mendatang akibat konflik di internal pengurus PPP.