Paloh Bertemu Luhut di Eropa, Refly Prediksi Nasdem Aman dari Reshuffle

Ketum Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • Instagram petergontha

VIVA Politik - Pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan atau LBP di Eropa beberapa waktu lalu memunculkan spekulasi politik. Salah satunya dinamika menuju Pilpres 2024.

Pengamat politik Refly Harun menganalisa makna dari pertemuan Paloh dengan Luhut. Dia mengibaratkan dalam politik jika sudah deal maka ada take and give.

Refly menyinggung munculnya pernyataan Mensesneg Pratikno bahwa sementara ini tak ada reshuffle di Kabinet Indonesia Maju. Isu reshuffle sebelumnya menyenggol menteri dari Nasdem.

"Kalau dalam politik itu, kalau Anda sudah deal maka Anda arahnya take and give. Jadi, gampang sekali dan mudah sekali melihatnya. Artinya apa? Sejalan dengan statement bahwa tak ada reshuffle," kata Refly di akun YouTube-nya yang dikutip pada Selasa malam, 17 Januari 2023.

Bagi Refly dengan omongan Pratikno itu berarti confirm pertemuan Paloh dengan Luhut diprediksi menghasilkan kesepakatan. Dia menganalisa dari pertemuan kedua tokoh politikus senior itu ada dua kesepakatan.

"Yaitu satu tidak ada reshuffle sampai akhir Januari, berarti menteri dari Nasdem tetap dipertahankan itu satu. Yang kedua, Partai Nasdem atau Fraksi Partai Nasdem tetap mendukung pemerintahan Pak Jokowi," ujar Refly.

Menurut dia, dukungan Nasdem ke Jokowi seperti dalam tanda kutip blind support atau dukungan buta.

Hadiri Pelantikan, Surya Paloh Yakin Indonesia Lebih Baik Dipimpin Prabowo

"Dan, dukungannya akan menjadi seperti dalam tanda kutip blind support. Dukungan buta. karena didasarkan pada renegosiasi atau new negosiasi. Ini yang bisa kita lihat," jelas Refly. 

Lalu, dia menganalisa terkait dukungan di belakang, maka ada hal yang perlu dipahami. Refly memunculkan pertanyaan siapa yang untung dalam negosiasi Eropa tersebut antara Luhut dan Paloh.

Saan Ungkap Harapan Nasdem terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran

"Ini bacaan ya, siapa yang untung. Siapa yang kuat, siapa yang menguat apakah Surya Paloh atau LBP," lanjut Refly.

Menurut dia, soal keuntungan ini mesti dilihat. Misalnya apakah pencalonan Anies akan tetap berjalan sukses atau sebaliknya. Jika pencalonan Anies lancar maka ia menilai posisi Paloh kuat dalam negosiasi tersebut.  

Anak Buah Surya Paloh Tegaskan Nasdem Dukung Prabowo meski Tak Ajukan Calon Menteri

"Tapi, kalau pencalonan Anies tidak sukses, gagal, atau gagal karena Nasdem sendiri maka sesungguhnya posisinya justru kalah negosiasinya," jelasnya.

Ketum Nasdem Surya Paloh saat deklarasikan Anies Baswedan jadi bakal capres 2024

Photo :
  • Twitter @NasDem

Namun, ia memprediksi hal lain yakni bila Anies lamcar bahkan hingga terpilih jadi RI-1 maka mungkin ada kesepakatan setelah 2024.

"Mungkin saja yang saya katakan tadi. Politik mikul dua mendem jero. Artinya apa yang dilakukan pemerintahan hari ini tidak akan diutak atik oleh pemerintahan baru yang didukung Nasdem. Jadi, itu arahnya. Termasuk paket wakil presiden yang masih teka teki," tutur Refly.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pakar Nasdem Peter F Gontha membagikan momen pertemuan antara Paloh bertemu dengan Luhut di Eropa pada 13 Desember 2022. Peter mengabarkan pertemuan itu dalam unggahan Instagram Peter.

Dalam momen pertemuan itu, tampak Paloh dan Luhut berdiri dengan mengenakan syal. Luhut dengan jas hitam berdasi. Lalu, Paloh dengan sweater hitam. 

"Pada tanggal 13 Desember 2022 yang lalu juga sudah ada pertemuan antara LBP dan SP di Eropa. Mereka dua duanya adalah NASIONALIS SEJATI, meski mempunyai pandangan yang berbeda terhadap siapa yang harus menjadi penerus pemerintahan sesudah Presiden Joko Widodo," demikian tulis Peter.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya