Momen Moeldoko Lepas Kangen Sama Teman Masa Kecil di Kediri: Ngobrol Kene

Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan (KSP)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik - Kepala Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko membagikan momen pertemuannya dengan beberapa teman masa kecilnya. Momen pertemuan itu diunggah dalam beberapa video di akun Instagram pribadi eks Panglima TNI tersebut.

Dari percakapan Moeldoko dan sejumlah temannya yang berprofesi sebagai petani itu diduga lokasi berada di Dusun Pesing, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Moeldoko memang merupakan tokoh kelahiran Kediri.

"Kangen sama teman masa kecil. Siapa yang masih main sama temen masa kecilnya sampai sekarang?," tulis Moeldoko di akun Instagram @dr_moeldoko yang dikutip VIVA pada Rabu, 11 Januari 2023.

Dalam video itu, tampak eks Pangdam Siliwangi itu menghampiri pria yang tengah beraktivitas di sawah. Dengan kemeja putih serta celana panjang hitam, Moeldoko tampak santai menginjak area persawahan

Dia pun menegur pria tersebut yang rupanya bernama Cak Narto.

"Cak Narto, iki sawahmu (ini sawahmu ya)?," kata Moeldoko.

"Iya pak," jawab Cak Narto.

Moeldoko pun bertanya soal sawah padi yang sudah berapa lama digarap Cak Narto. Dia pun memuji hasil kerja salah satu teman masa kecilnya tersebut.

"Oh apik. (bagus). Ngobrol kene. (Ayo ngobrol sini)," tutur Moeldoko.

Cara BRI agar Tak Salah Hapus Utang UMKM Petani hingga Nelayan yang Ditetapkan Pemerintah

Tangkapan layar akun IG Moeldoko.

Photo :
  • Tangkapan layar Instagram

Moeldoko pun  berjalan sekitar 6 meter untuk mencari tempat mengobrol. Cak Narto sambil memegang cangkul memgikuti Moeldoko. 

Bukan Momen dengan Arhan, Foto Azizah Salsha Ini Jadi Sorotan

Tampaknya, sudah ada beberapa pria yang sudah berkumpul di tempat tersebut. Diduga sejumlah pria itu adalah temen masa kecil Moeldoko yang berprofesi sebagai petani.

"Endi anak-anak (Mana anak-anak)? Teman-teman. Ayo ngumpul-ngumpul sini," ujar Moeldoko.

Langkah Wahono-Nurul Majukan Sektor Peternakan dan Pertanian Bojonegoro

Lalu, ada salah seorang pria baru datang dengan menegur Moeldoko.

"Sore Pak Moel," kata pria tersebut.

Moeldoko pun memulai obrolan dengan keakraban. Dia mengenang salah seorang pria yang duduk di sebelahnya merupakan kawan kecil saat di musala.

"Koncoku neng langgar iki. (Kawanku waktu di musala ini)," ujarnya sambil menunjuk pria tersebut.

Suasana keakraban di antara mereka pun muncul.

Moeldoko kembali bertanya ke Cak Narto soal hasil garapan sawahnya.

"Bagaimana Cak Narto, bagus hasilnya?," tanya Moeldoko.

"Lumayan pak," tuturnya.

Dia pun kembali bertanya keuntungan dari garapan sawah dalam sekali panen. 

"1 hektar piro kira-kira?" ujar Moeldoko. 

"Kalau Dusun Pesing itu pak antara 9 sampai 10," jawab salah seorang teman.

"Wah tenan (beneran) itu," tanya Moeldoko lagi. 

"Iya pak," jawab salah seorang temannya.

"(Sawah) apa itu?

"Padi, jagung, hampir sama pak," kata temannya tersebut.

Obrolan pun melebar dengan Moeldoko yang bertanya soal adakah perubahan yang saat ini dirasakan petani.

Lalu, ada teman menjawab ada perubahan. Namun, ada keluhan dari area lahan gambut hingga pupuk.

"Tapi, sampeyan cari solusi itu pupuk," tutur Moeldoko melempar pertanyaan.

"Kompos, ada," jawab salah seorang pria.

"Iya, harus inisiatif dong. Masa hanya ngeluh doang. Bisa cari alternatif kan," kata Moeldoko.

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko

Photo :
  • Yudhi/VIVA

Pun, salah seorang temannya minta Moeldoko bisa membantu petani di Dusun Pesing. Apalagi, Moeldoko merupakan kelahiran Dusun Pesing.

"Siapa tahu Pak Moel orang kelahiran Dusun Pesing. Jadinya, bisa membantu gitu loh," tutur pria tersebut.

"Loh iso (bisa). Awakmu (kamu) nggak mengajukan ya ora iso (nggak bisa)," lanjut Moeldoko menjawab.

Moeldoko bilang mesti dengan proses mengajukan agar dapat menerima bantuan dari pemerintah. 

"Iya toh. Ada mekanismenya, mengajukan," ujar Moeldoko.

"Kita selama ini kalau pake mesin besar, itu selali nyewa ke desa lain gitu lho pak," tutur teman lainnya.

"Oh, iya, iya," jawab Moeldoko.

"Jadi, kalau bisa kan Dusun Pesing ada," kata teman lainnya.

Percakapan di antara mereka pun soal keluhan harga gabah pagi yang jeblok. Moeldoko mengatakan biasanya kalangan petani kalau harga bagus atau lagi naik maka diam.

"Kalau harganya apik (bagus) diem aja. Kalau harganya turun nyalahin pemerintah terus," sebut Moeldoko seraya tertawa.

Obrolan mereka meluas juga soal tebu dan lain-lainnya. Di akhir pembicaraan pun, Moeldoko berpesan agar teman-temannya semangat demi keluarga.

Setelah itu, dia menyalami teman-teman masa kecilnya itu seraya tertawa.

"Sunarto. Ini Om Karni nih," ujarnya.

"Masih eling (ingat) pak?" tanya temennya bernama Karni itu seraya tertawa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya