Gus Yahya: Pemilu Tidak Usah Main Sentimen Identitas dan Sentimen Primordial

Gus Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Ketua Umum Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf mengingatkan agar semua pihak menjalani pemilu tahun 2024 dengan gembira dan tak mudah terpancing emosi.

Pra MLB NU Usulkan Daftar Calon Ketum PBNU, Tak Ada Nama Gus Yahya

"Jadi, kami harap pemilu ke depan lebih rileks, pemilu tidak pakai baper-baperan (bawa perasaan; sentimen, emosional, mudah tersinggung), dan tak pakai halalkan darahnya orang," kata Gus Yahya, panggilan akrabnya, di Jakarta, Rabu, 4 Januari 2024.

Seharusnya penyelenggaraan pemilu, kata dia, lebih rileks demi mencari jalan masa depan bangsa yang lebih baik untuk semua orang.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

Anggota KPPS mengecek surat suara saat sesi penghitungan suara Pemilu serentak 2019. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

Ia menyampaikan, bagi NU, satu-satunya kepentingan NU dalam politik Indonesia adalah keselamatan bangsa dan negara. Kebijakan itu merupakan keputusan Muktamat NU yang harus dipatuhi oleh semua warga NU.

Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan

Menurut dia, terkait dengan itu, NU ingin melaksanakan strategi yang lebih nyata untuk memberi sumbangan konstruktif di dalam dinamika politik yang lebih baik untuk mewujudkan satu keadaan yang lebih baik dalam perpolitikan Indonesia.

"Kami dalam hal ini adalah mengupayakan terwujudnya suatu tradisi demokrasi yang lebih rasional dan berakhlak. Rasional itu artinya, ya, tidak usah main sentimen-sentimen identitas dan tidak usah main sentimen primordial," ujarnya.

Gus Yahya menyampaikan itu usai menerima kunjungan Ketua dan Anggota KPU RI yang bersilaturahim ke kantor pusat NU di Jakarta, Rabu. Petinggi KPU menemui elite NU untuk membangun dukungan demi kesuksesan penyelenggaraan pemilu tahun 2024.

Ketua KPU Hasyim Asyari

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan lembaganua pada awal kepemimpinan periode 2022-2027 terbentuk telah melakukan kunjungan dan audiensi kepada pimpinan lembaga pemerintah untuk membangun dukungan pemilu 2024 dan pilkada 2024.

"Saatnya KPU silaturahim kepada pimpinan pimpinan organisasi kemasyarakatan; sejak awal Desember 2022, KPU sudah berkomunikasi dengan pimpinan organisasi keagamaan PBNU, PP Muhammadiyah, PGI, dan lain-lain," kata Hasyim.

Pada bagian awal, KPU mendapatkan respons untuk diterima beraudiensi pada 3 Januari 2023 oleh pimpinan Muhammadiyah.

"Hari ini, kami diterima pimpinan NU dalam rangka yang sama. Kami sampaikan kepada pimpinan NU bahwa KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu pada dasarnya hanya lembaga layanan, melayani dua pihak, yaitu pemilih untuk dapat menggunakan hak pilih dan peserta pemilu," kata dia.

Hasyim mengatakan NU sebagaimana diketahui, yakni sebagai organisasi dan jemaah mengakar sampai tingkat ranting, desa, dan kelurahan.

"Kami menyadari KPU tidak bisa bekerja sendir, sehingga untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pemilih dan peserta pemilu kami mohon dukungan bantuan dan mohon doa kepada pimpinan PBNU," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya