Ketua Baznas Jateng Bela Ganjar: Kebetulan Si Miskin Kader PDIP
- Istimewa
VIVA Politik – Kegiatan Gubernur Ganjar Pranowo yang menyalurkan bantuan non APBD/APBN untuk warga miskin dalam bentuk dana perbaikan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) mendapat sorotan dari beberapa kalangan.Â
Sorotan tertuju ke Ganjar lantaran bantuan yang diambil dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tersebut diberikan kepada sejumlah kader PDIP di Wonosobo yang masuk kriteria warga kurang mampu atau miskin.Â
Ketua Baznas Jawa Tengah, Ahmad Daroji menjelaskan bahwa Baznas tidak melihat warga yang harus dibantu itu dari partai apa. Semua warga dari latar belakang apapun, termasuk kader partai apapun yang kebetulan miskin, selama ia memenuhi syarat akan dibantu Baznas.
"Memang banyak yang bertanya kepada saya tentang hal itu. Saya ingin sampaikan bahwa bantuan dari Baznas tidak pernah dikaitkan partai. Tidak ditanya Anda partainya apa?," kata Ahmad Daroji saat dihubungi VIVA, Senin, 2 Januari 2023.
Menurutnya, seseorang dapat menerima bantuan dari Baznas apabila memenuhi kriteria sebagai asnaf zakat atau kelompok yang berhak menerima zakat, dalam hal ini orang miskin.Â
"Orang miskin ada yang dibantu pelatihan kerja, ada yang dibantu modal kerja dan ada yang dibantu perbaikan rumah (RTLH rumah tidak layak huni) syaratnya dia miskin dan tidak bisa memperbaiki rumahnya sendiri," ujarnya
Sementara untuk bantuan membangun RTLH, Baznas minta bantuan data dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperskim) Jawa Tengah. Â
"Diperskim ini kan memiliki data rumah tidak layak huni by name by adress, data berdasarkan mama dan alamat. Nah, kebetulan dalam kasus yang ramai ini, si miskin penerima itu konon kader PDIP yang kita tidak tahu. Hanya saja jadi viral karena ini tahun politik. Jadi itu inti jawaban saya kepada para wartawan yang bertanya tentang bantuan RTLH di Wonosobo, yang katanya penerimanya kader PDIP," ungkap Daroji.
Terkait ada beberapa kalangan yang memojokkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo karena memakai bantuan Baznas untuk kader PDIP, Daroji meluruskan, bahwa Baznas membantu tidak mikir dari partai apa.Â
Baznas Jateng sudah menyalurkan bantuan untuk 25 ribu lebih warga miskin di Jateng. Dan tentu diantara itu ada kader partai manapun, entah PDIP, Golkar, PPP, PKB dan lain-lain, yang memang masuk data sebagai warga miskin.
"Kriterianya itu. Kalau kemudian ada yang mengkritik, pertanyaan saya, kenapa begitu yang nyalurkan Pak Ganjar pada ribut? Coba Kalau yang ngasih saya, ya enggak ribut. Karena framingnya begitu. Kalau bahasa politik untuk menjatuhkan  Pak Ganjar, ya yang dicari macem-macem," ungkap Daroji
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo angkat bicara terkait polemik rehabilitasi rumah kader PDIP yang ikut dibantu oleh dana Baznas. Menurut Ganjar program rehabilitasi itu sedari awal diniatkan menggunakan dana pribadi.Â
Namun di lokasi pemberian bantuan, ia baru mengetahui jika Baznas ikut hadir dan berniat membantu dengan nominal Rp 20 juta. Sebelumnya, Baznas telah mengecek dan pemberian bantuan itu tidak menyalahi aturan dan ketentuan. Â
Ganjar pun menerima uluran dari Baznas meski sudah memperkirakan dana itu belum cukup. "Saya estimasi pasti kurang karena untuk pembangunan sampai jadi butuh sekitar Rp 50 juta. Nah sisanya nanti saya yang menyelesaikan," katanya di Semarang, Sabtu, 31 Desember 2022.Â
Namun jika banyak pihak yang tidak setuju dengan keterlibatan Baznas, Ganjar pun setuju jika bantuan tersebut ditarik. Lagipula dana Baznas juga belum dicairkan. Program rehab rumah kader itu baru akan dimulai awal Januari 2023.Â
Prosesi pemberian bantuan di rumah Ketua Ranting PDIP Desa Kapencar Wonosobo itu baru sebatas penyerahan plakat secara simbolik saja. "Ya saya yang perintahkan untuk ditarik. Uangnya memang belum diberikan juga. Dana Baznas nanti dialihkan untuk membantu warga yang lain," tukasnya.Â
Selama ini, lanjut Ganjar, Pemprov Jateng bekerja sama dengan Baznas dalam program pengentasan kemiskinan. Pemprov Jateng menghimpun zakat ASN untuk disalurkan ke Baznas.Â
Sejumlah program bantuan telah dilaksanakan seperti rehabilitasi RTLH, pembangunan ratusan masjid, TPQ, dan pondok pesantren. Juga beasiswa untuk para pelajar dan mahasiswa serta pengobatan untuk masyarakat tidak mampu.Â
Laporan: Teguh Joko Sutrisno