Andi Mallarangeng: Ada Usaha untuk Mengatur-atur Pilpres Dua Pasangan Saja

Andi Mallarangeng Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengklaim bahwa pernyataan sang Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang indikasi pemilu tahun 2024 berpotensi berlangsung tidak adil dan tidak jujur bukanlah pernyataan kosong dan tanpa dasar.

5 Legislator AS dari Partai Demokrat Kompak Terima Ancaman Bom di Rumahnya

Dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Jakarta, Jumat, 23 Desember 2022, Andi menegaskan, ketika SBY menyampaikan itu dalam forum Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat pada 15 September, memang ada indikasi kuat untuk merekayasa pemilu.

"Jelas itu, waktu itu maunya, ada usaha untuk mengatur-atur dua pasangan saja: yang ini dan yang itu, yang itu tidak boleh, yang ini tidak boleh; yang kira-kira beroposisi, melawan Pemerintah sekarang, enggak boleh ikut. Ya, dua pasangan saja," katanya.

Punya Feeling Seperti di Pilpres, Bahlil Yakin Ridwan Kamil Menang Pilkada Jakarta

Andi Mallarangeng Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Ada saksinya kok, dan saksinya kredibel sekali," ujarnya, menegaskan.

Budi Gunawan Minta Usulan KPU jadi Badan Ad Hoc Dikaji Lebih Dalam

Karena itulah, menurutnya, SBY merasa mesti mengingatkan dan menyampaikan indikasi tidak baik tersebut agar publik tahu sekaligus upaya merekayasa pemilu tersebut diurungkan.

Dia mengaku mengamati, pemerintahan sekarang sering mencoba-coba mewacanakan kebijakan tertentu, terutama yang bersifat kontroversial. Jika wacana tersebut ditentang banyak orang, bisa jadi diurungkan. Tetapi, jika banyak yang setuju, atau lebih banyak yang diam saja, kemungkinan kebijakan tersebut jadi dijalankan.

Andi Mallarangeng Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Kalau kita diam saja, oh, jalan terus dia, karena itu gaya-gaya 'testing' [harus] dipotong begitu, harus kita lawan dengan bersuara lantang, menolak, supaya dia tahu, tidak boleh, ditolak oleh masyarakat," kata mantan juru bicara presiden SBY itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya