Musra Relawan Jokowi: Mahfud MD Konsisten Jadi yang Teratas Untuk Cawapres
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik – Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia relawan Joko Widodo (Jokowi) di Nusa Tenggara Timur dan di Sulawesi Barat, rampung. Nama Ketua Umum Partai Golkar, Airlanggar Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo nangkring di posisi puncak.
Tapi yang menarik, nama Joko Widodo menempati nomor urut satu di NTT sebagai capres. Sementara itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD kembali konsisten masuk di posisi puncak calon wakil presiden (cawapres). Nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu kini jadi pilihan relawan Jokowi di setiap gelaran Musra. Pun dengan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid yang juga konsisten masuk dalam jajaran cawapres teratas di Musra Indonesia.
"Pak Mahfud MD dan Arsjad Rasjid dalam sekian Musra selalu di posisi atas pilihan rakyat dan relawan Jokowi sebagai cawapres," ujar Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia, Andi Gani Nena Wea kepada wartawan, Kamis 22 Desember 2022.
Andi Gani mengatakan, untuk cawapres Musra NTT, Mahfud MD di posisi teratas dengan 14,51 persen. Disusul Moeldoko 14,1 persen, Airlangga Hartarto 12,00 persen, Erick Thohir 10,74 persen, Victor Laiskodat 10,57 persen, Sandiaga Uno 9,98 persen, Arsjad Rasjid 6,46 persen, Sri Mulyani 6,29 persen, Ridwan Kamil 5,79 persen, Andika Perkasa 5,54 persen, dan lain-lain 4,11 persen.
Sedangkan untuk Capres di Musra NTT, Jokowi berada di posisi puncak dengan 39,18 persen. Disusul Ganjar Pranowo 34,31 persen, Airlangga Hartarto 8,14 persen, Mahfud MD 4,03 persen, Moeldoko 3,43 persen, Prabowo Subianto 3,19 persen, Sandiaga Uno 1,59 persen, Anies Baswedan 1,26 persen, AH 1,01 persen, dan lain-lain 2,01 persen.
Sementara itu, untuk Cawapres di Musra Sulbar, Mahfud MD di posisi puncak dengan 21,25 persen, Sandiaga Uno 20,01 persen, Moeldoko 18,69 persen, Ridwan Kamil 10,62, Arsjad Rasjid 7,16, Erick Thohir 6,75 persen, Andika Perkasa 5,93 persen, Syahrul Yasin Limpo 4,20 persen, Muhaimin Iskandar 2,55 persen, Danny Pomanto 1,40 persen, dan lain-lain, 1,89 persen.
Sedangkan Capres di Musra Sulbar, Airlangga Hartarto nomor urut satu dengan 23,23 persen, Ganjar Pranowo 22,57 persen, Prabowo Subianto 10,46 persen, Moeldoko 10,13 persen, Anies Baswedan 8,07 persen, Ridwan Kamil 6,34 persen, Puan Maharani 5,60 persen, AHY 3,46 persen, Sandiaga Uno 3,30 persen, Muhaimin Iskandar 3,05 persen, dan lain-lain 3,79 persen.
"Pak Jokowi, nomor satu di NTT. Kita tidak mau tutupi, itulah demokrasi. E voting Musra kan menulis nama, bukan kita beri pilihan. Mungkin di NTT, beliau memang sangat dicintai," kata dia.
Andi Gani mengatakan, munculnya nama Jokowi bukan berarti Musra melanggar konstitusi. Musra hanya berusaha merekam apa yang disampaikan rakyat. Dia juga mengatakan, seluruh hasil Musra ini, sudah disampaikan ke Jokowi. Nantinya, saat puncak Musra yang diperkirakan berlangsung Februari dan dihadiri presiden, lima besar capres-cawapres akan disampaikan.
"Tapi tidak mungkin Pak Jokowi diatas saat puncak Musra nanti. Beliau hanya nomor satu di Musra Bandung, Jawa Barat dan Musra NTT. Jadi, jangan risau. Kita taat konstitusi. Tetapi tidak boleh juga tidak mencatat suara rakyat. Sejauh ini, Ganjar, Prabowo Subianto, capres teratas. Di cawapres, masih dinamis. Tapi nama Mahfud MD, Arsjad Rasjid, Moeldoko, juga Pak Erick, selalu konsisten," katanya.
Lebih lanjut Andi Gani mengatakan, Musra Indonesia akan jadi acuan partai politik. Salah satunya Partai Buruh yang sudah memastikan, akan menjadikan hasil Musra sebagai acuan dukungan capres-cawapres 2024. "Kita akan lanjutkan safari politik setelah puncak Musra Februari. Sebelumnya kan sudah beberapa partai," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Musra Indonesia, Panel Barus menyebut selain nama capres-cawapres, banyak isu agenda kebangsaan dan harapan rakyat yang disuarakan dalam agenda Musra. Panel menambahkan, agenda terdekat Musra berikutnya yakni di Surabaya, Jawa Timur yang akan digelar 15 Januari tahun depan. "Seperti pendidikan dan kesehatan layak. Ini paling banyak dibicarakan. Juga soal intoleransi," kata Panel.