Panglima TNI Sebut Gangguan Keamanan di Papua Belum Terkategori Daerah Operasi Militer
- Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden
VIVA Politik – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono akan mengunjungi langsung daerah rawan konflik, mulai dari Papua, Laut Natuna hingga Aceh.
"Untuk langkah pertama, tentunya, daerah rawan strategis yang perlu kita kunjungi mulai dari Papua, Laut Natuna kemudian juga di Aceh, menjadi prioritas," kata Yudo usai upacara Serah Terima Jabatan Panglima TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 20 Desember 2022.
Yudo mengaku bukan tidak mau mengunjungi daerah lain, namun yang menjadi prioritas adalah daerah yang rawan terhadap konflik. Meski di Papua terdapat kelompok kriminal bersenjata (KKB), status provinsi itu belum termasuk daerah operasi militer.
Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat akibat tindakan KKB, katanya, masih dikategorikan pelanggaran hukum kriminal dan, karena itu, menjadi ranah atau kewenangan Polri.
"Tapi nanti saya rapatkan dulu dengan komandan-komandan satuan. Tentunya keadaan darurat yang menentukan atas (pemerintah). Saya kira, dengan eskalasi sekarang, masih taraf kriminal," ujarnya.
Dua belas berpatasan rawan
Dalam kesempatan itu, Yudo menyebutkan, setidaknya ada 12 perbatasan negara Indonesia yang dinilai rawan, di mana 10 di antaranya merupakan perbatasan laut.
Namun demikian, kata Yudo, TNI terus melakukan upaya diplomasi dengan negara tetangga agar nantinya tidak terjadi konflik. Selain itu, dia juga akan memaksimalkan tiga matra TNI dalam melakukan pengamanan.
Â
"Tentunya perbatasan ini perlu kita laksanakan 'deploying' kekuatan, baik patroli secara intensif, juga menjadi perhatian kita bersama. Sehingga kerawanannya dimulai dari itu. Kita tidak berharap terjadinya itu, tapi kita tetap siap antisipasi segala yang terjadi. Tentunya kekuatan darat, laut, udara, kita jaga profesionalisme tadi, kemudian alutsista selalu stand by. Kita juga tidak lepas dari latihan, supaya selalu terjaga kesiapsiagaan operasionalnya," ujarnya. (ant)