Nasdem Minta Ruhut Sitompul Dkk Hentikan Kampanye Anies Intoleran

Ketua DPP Nasdem, Willy Aditya
Sumber :
  • VIVA/ Riyan Rizki Roshali

VIVA Politik – Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, meminta Ruhut Sitompul dan para pihak yang kerap berseberangan dengan Anies Baswedan, untuk menghentikan menebarkan kebencian serta mereproduksi isu intoleran dan radikal. 

Kaleidoskop Pilkada 2024: Gelombang Demo efek DPR vs MK, Anies Gagal Berlayar, PDIP Takluk di Kandang

Menurut dia, tuduhan yang dialamatkan ke Anies soal intoleran dan radikal itu tidak mendasar. Hanya menghidupkan kebencian semata.

“Itu prejudice, tak berdasar, dan sebuah statement yang hanya didasari oleh semangat kebencian saja. Seolah politik itu hitam-putih, seolah manusia itu monolitik dan tidak bisa berubah,” kata Willy melalui keterangannya pada Kamis, 15 Desember 2022.

Nasdem Sebut Sikap PDIP soal PPN 12 Persen "Lempar Batu Sembunyi Tangan"

Sebagai sebuah kampanye, Willy menilai itu juga praktik kampanye yang usang. Sebab, isu lama terus direproduksi seolah publik akan aware. Padahal, kata dia, generasi bangsa ini terus tumbuh dan belajar, tidak akan gampang dipengaruhi oleh hal-hal semacam itu.

Apalagi apa yang dituduhkan oleh Ruhut dan kawan-kawan itu tidak teruji sama sekali. Baik selama Anies menjadi Gubernur DKI maupun setelahnya. Bahkan, lanjut dia, Anies yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta ini baru saja menghadiri peringatan Natal rakyat di Papua.

Soal Usul Kepala Daerah Dipilih DPRD, Nasdem: Jangan Ambil Keputusan saat Emosional

“Jadi saran saya, Bang Ruhut dan kawan-kawan, gantilah narasi kampanyenya. Alih-alih membangun kesadaran kebangsaan, praktik semacam itu justru menjadi bagian dari memelihara perpecahan,” jelas anggota DPR RI ini.

Menurut dia, majunya Anies sebagai bakal calon Presiden 2024 adalah laku konstitusional. Segala prosedur dan syaratnya dipenuhi sama seperti nama-nama lain yang potensial menjadi bakal calon Presiden 2024.

Jadi, kata dia, sudahilah tuduhan dan prejudice-prejudice yang tidak berdasar. Jangan didik rakyat dengan alam kesadaran ala satrio piningit, seolah seseorang akan dengan mudah menjadikan bangsa ini menjadi begini dan begitu. 

Mengingat Indonesia adalah negara demokrasi. Yang dimana elemen dan faktornya tidak tunggal.

“Jadi, bahasa-bahasa seperti yang disampaikan Bang Ruhut itu ilusi saja dan hanya akan menghidupkan delusi-delusi. Ketimbang terus menerus mereproduksi narasi semacam itu, akan lebih baik narasinya seputar gagasan. Sesuatu yang akan membuat bangsa ini semakin cerdas, sesuatu yang akan membawa politik kita menjadi semakin berkualitas,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya