Hasto Ingin Dunia Politik Belajar Arti Sportifitas dari Olahraga

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Saat Menyaksikan Kejuaraan Ju-jitsu
Sumber :
  • PDI Perjuangan

VIVA Politik – Aksi sportivitas dan semangat perjuangan di dalam dunia olahraga, membuat sejumlah pihak menilai perlu juga dicontohi oleh dunia politik. Itu yang disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Hasto: Kandang Banteng Makin Berkembang Biak di Pilkada 2024

Hasto rileks sejenak dari hiruk pikuk politik, dengan menghadiri langsung kejuaraan nasional seni bela diri Ju-jitsu. Pertandingan di kelompok putra maupun putri, disaksikannya.

Hasto adalah Dewan Pembina PBJI. Sedari pagi tadi hingga sore, ia mengikuti kejuaraan nasional Ju-jitsu "Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Cup" di Yogyakarta, Minggu 4 Desember 2022.

Unggul di Semua Wilayah, Koster Minta Maaf kepada Masyarakat Bali

Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Marsma TNI dr. Mukti Arja Berlian dan Sekjen PBJI Dedy Triharjanto, juga mendampingi Hasto. 

Saking serunya menonton, beberapa kali Hasto sampai berdiri dari kursinya melihat atlet Ju-jitsu yang bertarung ketat. Sampai pindah tempat, untuk memilih lokasi yang lebih dekat dari arena pertandingan. 

Keren, Ajang Lari Ini Kumpulkan Rp3,2 Miliar untuk Penyediaan Air Bersih di Pelosok Indonesia

"Ju-jitsu tak hanya mengajarkan kedisiplinan, semangat pantang menyerah, dan dalam pertandingan tadi kita lihat bagaimana spirit itu muncul bahkan dalam salah satu seni bela diri yang ditampilkan, terlihat para atlet Ju-jitsu mampu menggunakan energi dari lawan kemudian mengunci serangan lawan itu," kata Hasto dalam keterangannya, saat memberikan sambutan.

"Kalau kita menggunakan energi persaingan itu sebagaimana kita analogikan dengan Ju-Jitsu yang mampu melihat kelemahan serangan lawan, dan bahkan menggunakannya untuk mengunci balik serangan tersebut maka kita pun bisa gunakan jurus nasional kita untuk mengunci kekuatan ‘lawan’ dalam persaingan global dengan negara lain. Ini luar biasa filosofinya," jelas Hasto.

Dalam spanduk kejuaraan tersebut juga tercantum tulisan the art of war di berbagai sudut area. Dikatakannya, bahwa Ju-jitsu juga lahir dari semangat samurai, dari suatu tatanan moral berjuang dengan ketekunan, disiplin, dan tak pernah menyerah.

"Semangat ini kita gelorakan. Semangat mengandung seni dan tekat yang sangat kuat. Mengandung spirit perjuangan bagaikan api tak kunjung padam. Karena itulah saya bersedia menjadi salah satu pembina dari pengurus besar Jujitsu ini," tambah Hasto.

Dia sendiri mendapat informasi, bahwa anggota Ju-jitsu Indonesia terbesar di dunia, mencapai 50 ribu orang. Untuk diketahui, saat ini Ju-jitsu memiliki beberapa sistem termasuk dari Jepang dan Brasil.

Hasto mengatakan dirinya akan berkomunikasi dengan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi yang juga pembina PBJI agar dapat mendorong peningkatan kualitas atlet Indonesia, dengan menghadirkan pelatih terbaik. 

"Para atlet menunjukkan fighting spirit di bawah komando wasit, sehingga punya jiwa sportifitas. Jiwa ini yang seharusnya dunia politik juga belajar sportifitas dari olahraga," kata politisi kelahiran Yogyakarta itu.

"Selamat atas pelaksanaan kejurnas yang luar biasa. Mari kita berjuang dengan penuh kedisiplinan dan mari menggelorakan semangat Ju-jitsu, the art of war, semangat sportifitas, dan disiplin tanpa batas. Semangat dan tekun dalam mencetak prestasi," katanya.

Dia kemudian didaulat untuk menyerahkan medali kepada sejumlah atlet yang menang. Sementara Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Marsma TNI dr. Mukti Arja Berlian mengatakan, usai kejurnas ini masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai level juara internasional.

"Tunjukkan yang terbaik bisa bersaing dengan negara lain, saya yakin kalian pasti bisa, selama ada kemauan, keseriusan dan tentunya diimbangi dengan latihan yang terus menerus. Keberhasilan tidak bisa dicapai dengan instan. Keberhasilan dicapai dengan latihan, latihan dan latihan. Saya harapkan atlet generasi muda masa depan bangsa untuk dapat terus, memacu berprestasi yang terbaik untuk bangsa dan negara yang kita cintai, Indonesia," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya