Saling Tunjuk! Elite PDIP Vs Relawan Jokowi: Nggak Usah Sok Bener Lo
- Youtube tvOne
VIVA Politik - Debat sengit dengan saling tunjuk terjadi antara politikus PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus dengan relawan Jokowi bernama Silfester Matutina. Kebetulan, Silfester adalah panitia acara Relawan Nusantara Bersatu yang menggelar di Gelora Bung Karno (GBK), akhir pekan lalu.
Keduanya debat panas saat acara Catatan Demokrasi tvOne bertajuk 'Relawan Jokowi Kumpul di GBK, Kenapa PDIP yang marah?'. Awalnya di salah satu sesi, Deddy diberikan kesempatan untuk memaparkan argumennya soal acara relawan Jokowi di GBK yang menjadi sorotan.
Dia menyebut ada lima hal yang jadi catatan PDIP. Ia bilang pihaknya bukan marah tapi hanya menyampaikan kritik. "Karena kami sayang Jokowi dan kami sayang relawan, Itu saja alasannya," kata Deddy dikutip VIVA pada Kamis, 1 Desember 2022.
Deddy pun panjang lebar menjelaskan lima hal yang jadi kritikan PDIP ke relawan Jokowi. Salah satu kritikan itu terkait momentum acara relawan di GBK.
Lalu, urgensi acara relawan di GBK karena dilakukan di tengah duga gempa Cianjur, Jawa Barat. Pun, selanjutnya soal lokasi acara di GBK yang memantik banyak pertanyaan termasuk dari PDIP.
Sebab, ia bilang PDIP yang ingin pakai GBK untuk HUT partai ke-50 tak diizinkan karena tengah persiapan venue Piala Dunia U-20, tahun depan. Acara relawan itu juga dianggapnya mencoreng wajah Jokowi selaku Presiden RI.
Giliran Silfester Matutina selaku panitia silaturahmi Relawan Nusantara Bersatu dI GBK beri argumen. Dia menjelaskan pihaknya menggagas acara di GBK tersebut sejak Agustus 2021.
Silfester merasa heran dengan elite PDIP yang terkesan melarang pertemuan relawan pendukung dengan Jokowi selaku Presiden. Dia bilang relawan itu bagian dari rakyat.
Menurut dia, selama pertemuan tidak melanggar pidana, tidak melanggar norma dan etika maka tak ada masalah. Lagipula, dia klaim dalam acara di GBK, pihaknya membanggakan pencapaian pemerintahan Jokowi selama 8 tahun.
Dia juga menepis omongan PDIP yang menanggap acara di GBK mengkerdilkan Jokowi. Bagi dia, ucapan PDIP itu tak benar dan hanya omong kosong.
Untuk GBK, dia mengatakan pihak pengelola sudah berikan izin. Kata dia, pihaknya juga patuhi peraturan termasuk dalam melindungi area rumput.
Begitu juga soal dana yang diklaimnya patungan bersama-sama dari relawan. Dia mengatakan demikian karena sebagian relawan berlatar belakang pengusaha. Ia pun mengaku sebagai pengusaha dan advokat.
Maka itu, Silfester melempar pertanyaan ke PDIP terutama Deddy dan Hasto yang menganggap kegiatan relawan terkesan buruk. Padahal, ia merasa tak ada pelanggaran dari norma serta etika. "Dan, etika apa yang kami langgar. Kalau PDIP bisa jawab, berarti jago?" tanya Silfester.
Presenter acara lalu berikan kesempatan terhadap Deddy untuk menanggapi. Namun, saat Anggota DPR itu hendak bicara, Silfester masih terus ngomong.
"Sudah selesai Anda bicara?" kata Deddy bertanya.
Dia mengatakan bila penjelasan awalnya soal 5 hal tak dipahami Silfester maka membingungkan. Sebab, ia menekankan 5 hal itu sebagai kritik yang bisa dipahami secara sederhana.
Silfester lalu coba menunjuk jarinya ke arah Deddy.
"Anda yang tidak paham, hei," ujar Silfester.
"Eh, Anda sudah bicara tadi, gantian dong," kata Deddy.
"Anda bukan panitia, dengar," tutur Silfester menyanggah Deddy.
Deddy minta Silfester agar memberikan waktunya bicara.
"Sopan dong, Anda sudah bicara tadi. Anda dengar dulu. Begini ngaku-ngaku relawan Jokowi," kata Deddy.
Silfester masih terus memotong perkataan Deddy.
"Eh, kami itu bukan orang partai seperti kamu yang tunduk dan takut. Kami manusia bebas," ujar Silfester.
Presenter Andromeda Mercury pun meminta agar Silfester beri kesempatan Deddy berbicara.
Deddy lalu menunjuk ke arah Silfester. Dia bingung dengan lawan diskusinya itu yang mengaku relawan Jokowi.
"Kalau kayak gini ngaku relawan Jokowi, nih malu-maluin nih," kata Deddy.
"Anda kalau ngaku relawan Jokowi harus ngikut tabiat Jokowi, pak," lanjut Deddy.
Dia menyindir Silfester yang tak bisa meniru sikap Jokowi. Padahal, mengklaim sebagai relawan Jokowi.
"Poin kami sudah kami jelaskan 5 hal, itu saja dijawab," tutur Deddy.
Dia bilang sejak awal alasan beri kritik ke relawan karena sayang dengan Jokowi. Bukan bermaksud mengajak ribut.
"Kami punya 5 argumen, mempertanyakan, bukan menggugat pertemuan itu. Hak lo, emang urusan gue," ujar Deddy dengan nada keras.
Dia ingatkan lagi 5 hal yang jadi kritikan meski tak dijabarkan.
"Kalau Anda nggak menyimak, ya itu kemampuan kritik Anda, jangan saya," tutur Deddy.
Silfester lalu merespons Deddy. "Oh, bukan Deddy, dengerin dulu ya," ujar Silfester.
Namun, Deddy masih bicara dengan menyinggung acara di GBK dari momentum dan urgensi. Begitu juga soal lokasi di GBK.
Ia heran dengan pernyataan Silfester bahwa semua stadion termasuk GBK bisa dipakai.
"Anda bilang semua stadion bisa digunakan. Itu Menpora yang ngomong (dilarang), Anda pernah baca nggak?" ujar Deddy.
"Menpora sudah klarifikasi," jawab Silfester.
"Menteri PUPR sudah klarifikasi, tidak ada renovasi," kata Deddy menimpali.
"Larangan dari Menpora, Anda bisa baca. kami pernah mengalami," tutur Deddy.
"Bisa dipakai," ujar Silfester.
Deddy menyinggung kembali bahwa PDIP pernah coba menggunakan GBK untuk acara HUT partai ke-50. Namum, itu tak bisa karena sebagai venue untuk persiapan Piala Dunia U-20.
"Kami minta untuk ulang tahun partai, tidak diterima, ya kami terima," kata Deddy.
"Loh Anda, nggak usah sok bener aja lo! Kayak gue nggak tahu aja," tutur Deddy.
"Deddy, kita ngomong baik-baik ya," ujar Silfester.
Deddy kembali bicara dengan nada keras.
"Kalau lo merasa orang lebih jelek dari lo, kita nggak pernah bisa diskusi setara bos," kata Deddy.
Presenter Andromeda pun meminta agar pembicara bisa menggunakan bahasa yang beretika. Sesi itu pun disudahi presenter untuk jeda sementara.
Â