Stok Beras Menurut Kementan Cukup, Legislator PKS Tolak Wacana Bulog Impor Beras
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA Politik – Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menolak wacana impor beras yang disampaikan pihak Badan Urusan Logistik (Bulog). Ia menegaskan, wacana opsi impor beras mesti dihentikan.
Menurutnya, kebijakan ini menimbulkan polemik karena data stok beras, antara yang dimiliki Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan) itu berbeda.
“Saya menolak wacana impor beras yang diutarakan Bulog. Sebab, klaim data Kementan menunjukkan produksi dalam negeri masih cukup dan meminta Bulog mengoptimalkan menyerap produksi dari petani. Selama ini, penyerapan dari Bulog selalu tidak memenuhi target," kata Johan dikutip awak media, Jumat, 25 November 2022.
Menurut Johan, perbedaan data stok beras di Indonesia menandakan kerja antarinstansi pemerintah kurang harmonis. Maka kebijakan impor beras yang diambil bisa tidak akurat, bahkan merugikan para petani Indonesia.
Berdasarkan keputusan rapat di Komisi IV DPR RI, kata Johan, menugaskan Bulog untuk menyerap beras petani lokal dengan harga komersial sebanyak 600.000 ton. Selain itu, informasi Kementan bahwa stok beras cukup dan tersedia untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Menurutnya, persoalan rendahnya penyerapan produksi petani oleh Bulog harus dievaluasi. "Jangan sampai ini malah dijadikan alasan untuk melakukan impor beras,” katanya.
Klaim produksi naik
Johan lebih jauh meminta Bulog memprioritaskan produksi dalam negeri terutama penyerapan gabah petani. Dia menekankan, jangan sampai pemerintah mengimpor beras karena harga beras di pasar internasional sedang tinggi.
Wakil rakyat daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat I ini juga mengkritik kinerja penyerapan oleh Bulog, sebab tren realisasi pengadaan beras dalam negeri hingga kini selalu menurun setiap tahun. Sebagai contoh, penyerapan tahun 2018 bisa mencapai 1,4 juta ton. Tahun 2019 mencapai 1,2 ton hingga konsisten menurun pada saat semester I tahun 2022, sekitar 550 ton.
“Kita mesti ingat bahwa klaim Kementan produksi beras tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,72 ton (2,29 persen) dibanding tahun 2021, tapi anehnya malah Bulog mewacanakan impor beras,” kata Johan.
Dalam kesempatam sama, Johan juga menyayangkan, menjelang akhir tahun 2022, sejumlah harga komoditas pangan mulai merangkak naik. Karena itu, politikus PKS tersebut meminta pemerintah segera mencari cara agar harga tetap stabil.