Isu Persaingan 'King Maker' Megawati Vs Jokowi, Begini Jawaban Elite PDIP

Presiden Jokowi (kiri) bersama Megawati (tengah) saat kongres PDIP di Bali
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA Politik - Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) diprediksi bisa menjadi king maker dalam Pilpres 2024. Namun, jika dua tokoh itu memunculkan nama capres berbeda maka Jokowi dan Megawati akan bertarung jadi lawan.

Soal Keterlibatan ‘Partai Cokelat’ di Pilgub Jateng, Jokowi: Dibuktikan Saja

Menanggapi itu, Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono mengatakan selama ini dari internal partai tak ada yang menilai ada persaingan antara Jokowi dan Megawati. Begitu pun dengan rakyat terutama pemilih PDIP.

Menurut Nusyirwan, hubungan antara Jokowi dan Megawati baik-baik saja.

Tanggapi PDIP, Haidar Alwi Minta Pihak yang Kalah Pilkada Legowo

"Rakyat yang berada di kami akan sangat paham tentang tersebut. Jadi, tidak perlu harus dipertentangkan, baik-baik saja," kata Nusyirwan dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang dikutip VIVA pada Senin, 31 Oktober 2022.

Megawati Diapit Kedua Anaknya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Photo :
  • PDI Perjuangan
PDIP Bilang Menang 21 Pilkada di Jawa Timur: 16 Calon Kepala Daerah Kader Sendiri

Dia menekankan, Jokowi sebagai kader PDIP sudah paham dan mengerti soal posisinya. Ia juga meyakini demikian untuk Megawati selaku pimpinan PDIP. "Kalau beliau berdua, kami meyakini hal tersebut," tuturnya.

Queen Maker

Nusyirwan merespons juga soal Megawati yang dianggap sebagai king atau queen maker di 2024. Dia bilang dalam  institusi kepartaian tidak ada sebutan raja atau ratu.  Ia menyebut figur Megawati sebagai pemimpin utama PDIP.

"Tapi, tentunya penilaian berpengaruh atau tidak itu adalah publik ya, masing-masing punya wilayah sendiri," tuturnya.

Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Cilacap

Photo :
  • Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

Menurutnya, sebagai pimpinan utama PDIP, Megawati punya pengaruh terhadap seluruh kebijakan dan kepada petugas-petugas partai. Ia tak setuju dengan istilah king maker atau yang lain untuk Megawati.

"Tadi menyebut Pak Jokowi dan Ibu Mega, kita tahu Pak Jokowi adalah kader PDIP dan tentu sudah sangat paham dengan posisi masing-masing," jelas Nusyirwan.

Meski demikian, bagi dia, istilah king maker itu diukur dari tingkat perjalanan dan pemahaman dari publik.

"Kita tak pernah menyebut beliau raja, atau karena perempuan queen, ratu. Karena sebutanya adalah ketua umum partai," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menganalisa Jokowi dan Megawati bisa menjadi king maker di 2024. Selain itu, ada Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang diprediksinya dari poros yang berbeda.

Menurut Burhanuddin, Megawati paling leluasa sebagai king maker karena PDIP yang dipimpinnya secara politik, teknik administratif sudah cukup untuk mengusung pasangan capres dan cawapres tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.

Untuk Jokowi meski bukan bukan pimpinan parpol tapi di atas kertas dia posisinya sebagai ketua atau komandan tujuh parpol pendukung pemerintah. Posisi itu yang memungkinkan Jokowi untuk bisa menjodohkan partai-partai pendukungnya bergabung dalam satu aliansi. 

Namun, menurutnya antara Jokowi dan Megawati bisa jadi poros berlawanan bila keduanya memunculkan nama capres 2024 yang berbeda.

Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem, Rajiv

Nasdem Tolak Usulan Polri di Bawah TNI atau Kemendagri

Anggota DPR RI Fraksi NasDem, Rajiv menolak dengan tegas usulan PDI Perjuangan (PDIP) terkait institusi Polri berada di bawah TNI atau Kementerian Dalam Negeri (Kemendagr

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024