Gibran Rakabuming Raka: Waktu Saya Jadi Ketua Inaspoc Ada yang Bilang Saya Karbitan
- ANTARA/Aris Wasita
VIVA Politik – Tiga kepala daerah, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berbicara tentang kepemudaan pada Forum Y20 di Solo, Jawa Tengah.
Ganjar, pada acara yang diselenggarakan di Pura Mangkunegaran Solo, Jumat, 28 Oktober 2022, mengatakan setiap tokoh pasti ada masanya dan setiap masa pasti ada tokohnya. "Para pemuda zaman dulu dengan zaman sekarang sebenarnya sama, hanya tantangannya yang berbeda-beda," katanya.
Indonesia terbentuk atas asas konsensus pendiri bangsa dan sepakat untuk menyelesaikan apapun persoalan bangsa, katanya.
"Data sains sekarang jadi suatu hal penting untuk solusi dari semua persoalan. Ini tantangan kita di depan mata. Tinggal kita memilih, mau jadi generalis atau spesialis untuk menghadapi tantangan itu," katanya.
Menjadi negara adidaya
Ridwan Kamil mengatakan, hari ini, bertepatan dengan 28 Oktober yang merupakan Hari Sumpah Pemuda. "Bedanya dulu tantangannya kebebasan, kita dalam situasi enggak bisa ngapa-ngapain. Hari ini 'top of mind' pemuda adalah kesempatan," katanya.
Banyak pilihan yang ada di depan mata, apakah ingin jadi pelaku ekonomi yang sukses atau ingin jadi tokoh kepemimpinan pemuda yang luar biasa.
Pada masa depan, kalau kesempatan sudah merata, adil, dan makmur, menurutnya, 'top of mind' pemuda adalah tentang kejayaan dalam kaitannya dengan Indonesia menjadi negara adidaya.
Untuk berkontribusi terhadap kemajuan bangsa, kata Ridwan, cukup dengan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitarnya. "Bisa memberi kontribusinya dengan harta, kalau dia memang di usia muda sudah luar biasa dan memberi kontribusi tentang lain-lainlah. Mudah-mudahan faktor itulah yang membersamai menuju tahun masa 2045," katanya.
Ide liar
Gibran mengingatkan anak muda harus diberikan banyak kesempatan untuk berekspresi dan memperlihatkan kemampuannya.
"Waktu saya jadi Ketua Inaspoc (Indonesia ASEAN Para Games Organizing Committee), ada yang bilang saya karbitan, tapi ternyata Solo sukses jadi tuan rumah. Pada saat itu penularan COVID-19 tinggi namun tidak ada klaster, tidak ada komplain dari negara peserta. Intinya, anak muda pasti diremehkan, tapi harus dibuktikan dengan capaian. Harus gaspol," katanya.
Ia mengatakan anak-anak muda harus diberi banyak kesempatan oleh para pemimpin daerah. Sebab, katanya, "anak-anak muda idenya liar, biasanya belum terbukti". Karena itu, pemuda harus diberi kesempatan untuk membuktikan ide-ide brilian mereka.
"Harapannya ini disambut dengan baik oleh para pemimpin. Diperlukan ruang kolaborasi, pintu untuk 'funding', di sisi lain regulasi dijaga juga oleh pemerintah," katanya. (ant)