Stabilitas Politik Menuju Pemilu 2024 Diharapkan Kondusif, Ini Alasannya
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik - Jelang Pemilu serentak 2024, kondisi politik di Tanah Air diharapkan tak mengoreksi iklim investasi di dalam negeri. Stabilitas politik diharapkan bisa memberikan jaminan dalam memberikan stimulus pergerakan atau percepatan investasi.
Wakil Bendahara Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muhammad Fajar Hasan menyampaikan pentingnya stabilitas politik untuk sektor ekonomi di Tanah Air.
Dia bilang saat ini terutama tahun depan sudah masuk tahun politik yang makin dekat dengan Pemilu 2024. Fajar menyebut energi bangsa akan terkonsentrasi menghadapi rangkaian Pemilu 2024.
Fajar menyinggung demikian karena konsentrasi tahapan Pemilu 2024 pasti menyedot partisipan pasif maupun sebagai kontestan yang masuk arena kompetisi sirkulasi kepemimpinan serta kekuasaan.Â
Pun, Fajar yang juga pengusaha itu berharap bisa ada keberlanjutan investasi di sektor minerba agar tetap stabil. Dia bilang kondisi di tahun politik juga tak menghambat kebijakan nasional mengenai program hilirisasi pengelolaan sumber daya alam yang tak terkoreksi.
“Menuju pemilu nasional secara serentak tahun 2024 mendatang yang terpenting untuk pengusaha keberlanjutan investasi khususnya di sektor minerba tetap stabil, tidak terganggu dan program hilirisai SDA tidak terkoreksi," jelas Fajar.
Dia merujuk data yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, capaian realisasi investasi pada triwulan I 2022 sebesar Rp282,4 triliun. Angka itu lebih tinggi 28,5 persen dibandingkan periode yang pada 2021.Â
Pun, pencapaian triwulan I 2022 juga meningkat 16,9 persen dibandingkan triwulan IV 2021. Dia menyebut capaian triwulan I 2022 berkontribusi sebesar 23,5 persen dari target realisasi yang dicanangkan sebesar Rp1.200 triliun.Â
“Tren positif ini harus tetap dijaga bersama melalui stabilitas politik yang sejuk, hukum dan keamanan," jelas Fajar.
Lebih lanjut, dia menyampaikan dengan iklim politik kekuasaan 2024 yang baik akan memberikan kepercayaan investor asing.
“Portofolio investasi dalam negeri trennya terus naik, pertanda pemodal dan pebisnis percaya dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang makin cerah dan menjanjikan," sebut Fajar.
Kemudian, Fajar juga menyoroti selain pertimbangan situasi politik dalam negeri juga terkait gelombang resesi global. Hal ini lantaran geopolitik global yang dipicu perang Rusia-Ukraina yang belum berkesudahan.