Wanita Bercadar Coba Terobos Istana, Waketum Garuda: Jangan Ditafsirkan Seolah-olah Gila
- Istimewa
VIVA Politik - Kasus ditangkapnya seorang wanita bercadar karena berupaya menerobos Istana Kepresidenan membuat geger publik. Sebab, wanita itu membawa pistol dan mengaku ingin bertemu dengan Presiden Jokowi.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan wanita bercadar itu juga menodong Paspampres saat coba terobos Istana.
"Ketika ditanya apa tujuannya, tujuannya mau bertemu Jokowi, ingin menyampaikan bahwa ideologi Pancasila itu salah karena dasarnya bukan Islam," kata Teddy, dalam keterangannya, Kamis, 27 Oktober 2022.
Dia menyebut wanita bercadar tersebut diduga teroris. Dia menduga demikian karena keinginan wanita bercadar itu bertemu Jokowi karena ingin sampaikan ideologi Pancasila yang dianut RI adalah salah.
"Karena mengaplikasikan ajaran radikalisme. Radikalisme adalah paham atau aliran, sedangkan terorisme adalah mengaplikasikan paham tersebut. Jangan ditafsirkan seolah-olah dia gila. Dia teroris dan harus dijerat UU Terorisme," jelas Teddy.
Menurut dia, orang seperti wanita bercadar itu tak akan berubah dan tidak akan menyesali. Sebab, menurutnya, dia sadar pasti tertangkap. Namun, kata Teddy, wanita tersebut akan tetap melakukan karena ini bagian dari ibadah.
"Dan, dia telah menunaikan ibadah, yang tentu dia percaya balasannya surga. Orang gila tidak mungkin akan melakukan hal itu, ini orang normal yang bodoh," tutur Teddy.
Lebih lanjut, Teddy menyampaikan argumennya soal terduga para teroris yang identik menggunakan agama. Dia mengatakan hal itu untuk mengajarkan radikalisme, cara ampuh agar diterima orang-orang bodoh adalah dengan label agama.
"Karena ketika orang-orang itu tidak mengakui ajaran tersebut, mereka diteror dengan dosa. Mereka akhirnya mencari pembenaran untuk menerima," jelas Teddy.
Kemudian, dia meminta sebaiknya agar tak membela wanita bercadar tersebut. Apalagi dengan alasan diduga dia gila.
"Karena yang dia lakukan adalah mengimplementasi paham radikalisme. Dan orang yang mengimplementasikan paham itu, namanya teroris!" ujarnya.