Fakta-fakta Zulfan Lindan Sebut Anies Antitesa Jokowi, Dicopot Surya Paloh
- nasdem.id
VIVA Politik – Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh memberikan peringatan keras kepada kader Nasdem usai penonaktifan Zulfan Lindan sebagai Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 1 DPP Partai Nasdem, buntut pernyataan yang tidak produktif, menyebut 'Anies antitesa Jokowi' dalam sebuat diskusi di media.
Penonaktifan Zulfan Lindan dari DPP Nasdem berdasarkan surat keputusan DPP Nasdem Nomor 228-SI/DPP-NasDem/X/2022 yang diteken Surya Paloh. Zulfan dinilai beberapa kali membuat pernyataan ke media massa yang tidak produktif, dan jauh dari semangat dan jati diri partai yang mengedepankan politik gagasan.
Tidak hanya menonaktifkan dari kepengurusan DPP Partai NasDem, Zulfan Lindan juga dilarang keras untuk memberikan pernyataan di media massa dan media sosial atas nama fungsionaris Partai NasDem.
Politik Gagasan, Bukan Sensasi
Surya Paloh dalam pernyataannya mengatakan Partai Nasdem yang sejak awal mendeklarasikan diri sebagai partai gagasan atau partai yang ingin berjuang untuk melakukan perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Â
Dengan demikian, Nasdem memiliki tanggung jawab moral dan praksis agar masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan dan informasi politik yang mencerahkan dan memberikan pemahaman yang baik.
Menurut Paloh, Nasdem yang berjati diri Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia bercita-cita agar ruang politik Indonesia diisi dengan perdebatan produktif dan kualitatif tentang gagasan dan ide bagaimana memajukan Indonesia dan mensejahterakan masyarakat.Â
"Maka dalam setiap gerak dan Tindakan politik Partai NasDem selalu memiliki latar dan landasan pemikiran yang kuat dalam kerangka kebangsaan. Partai NasDem ingin perdebatan politik penuh dengan gagasan dan subtansi bukan sekadar kulit yang hanya menimbulkan sensasi dan kegaduhan," kata Surya Paloh
Lebih jauh, Paloh menyatakan tanggung jawab inilah yang kemudian membuat Partai Nasdem memberikan peringatan keras kepada Zulfan Lindan -- dinonaktifkan dari DPP Nasdem -- karena beberapa kali membuat pernyataan ke media massa yang tidak produktif dan jauh dari semangat dan jati diri partai.
"Peringatan ini diharapkan akan memberikan pelajaran bagi seluruh kader dan fungsionaris Partai NasDem untuk terus menjaga karakter dan jati diri sebagai partai gagasan dengan semangat pembawa perubahan," ungkap Paloh
"Dengan cara memberikan pernyataan yang menambah nilai positif dan juga memberikan pemahaman baik terhadap publik. Sebab Partai NasDem ingin mengembalikan kepercayaan publik terhadap partai politik dengan cara berpolitik yang memiliki komitmen kebangsaan yang kuat," sambungnya
Anies Antitesa Jokowi
Sebelumnya, politikus Nasdem Zulfan Lindan dalam sebuah diskusi di Jakarta, mengungkapkan alasan partainya menetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
Zulpan mengatakan Nasdem sudah melakukan kajian dengan pendekatan filsafat dialektika. Berdasarkan kajiannya, Nasdem menilai Anies merupakan antitesis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), sehingga cocok diusung sebagai bakal capres.Â
"Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesannya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," kata Zulfan.
Menurutnya, Anies memiliki kemampuan berpikir yang berkonsep yang dirumuskan dalam kebijakan (policy). Dia menilai tokoh lainnya yang memiliki elektabilitas bagus seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo hampir sama seperti Jokowi.
“Apa artinya, dia berpikir secara konseptualisasai kemudian itu dirumuskan dalam policy-policy. Nah kita mengharapkan dari dua ini, dari Jokowi ini, dari Anies ini sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029. Jadi harus ini karena kalau memang misalnya Ganjar, dari tesa ke tesa, nggak ada antitesa. Prabowo dari tesa ke tesa, nggak ada antitesa. (Puan) Mirip-mirip," ujarnya.