Diisukan Gabung Golkar, Ridwan Kamil Sempat Isyaratkan PAN
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menolak menjawab secara gamblang tentang rumor bahwa dia bakal segera bergabung menjadi kader Partai Golkar menyusul pertemuannya dengan Agung Laksono, politikus senior Golkar, di Bandung.
Ketika ditanya oleh wartawan mengenai rumor itu, di Bandung, Kamis, 29 September 2022, Ridwan Kamil menjawab secara normatif, "Hingga saat ini, begitu banyak dinamika yang terjadi dalam perpolitikan nasional menjelang 2024".
Dia memang berniat untuk menjadi kader salah satu partai politik, tetapi menolak memberi tahu identitas partainya. "Ya, nanti dikabari. [pengumuman partai politik pilihannya] masih di tahun ini," ujarnya.
Isyaratkan PAN
Dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview, di Bandung, 11 Maret 2022, Ridwan Kamil memang mengatakan niatnya untuk bergabung menjadi kader salah satu partai politik. Waktu itu, dia berjanji akan mengumumkan sikap politiknya pada pertengahan tahun 2022.
"Karena saya berkomunikasi dengan semua pihak," katanya, ketika ditanya tentang rumor akan berlabuh ke Partai Amanat Nasional (PAN), "banyak yang berharap saya masuk ke partai-partai itu. Tapi nantilah dikabari pertengahan tahun."
Meski tak menyatakan secara gamblang identitas partai yang ia minati, Ridwan Kamil mengisyaratkan untuk bergabung dengan PAN.
Mulanya dia mengelak ketika dipersoalkan posisinya di Partai Nasdem, partai yang sejak dini pilkada Jawa Barat tahun 2018 secara terbuka mendukungnya sebagai kandidat gubernur. Dia menolak disebut akan 'meninggalkan' Nasdem jika kelak bergabung dengan partai lain, termasuk PAN atau Partai Golkar.
"Makanya pertanyaan tentang PAN ini kan fifty-fifty," ujarnya. "Tapi poinnya, saya akan 'berwarna' (menjadi kader partai politik), di pertengahan tahun--paling cepat; memilih mana sedang dipikirkan, tapi komunikasi intens."
Pilkada dan pilpres
Ridwan menjelaskan, dalam dua kali pilkada, yakni pilkada Kota Bandung tahun 2013 dan pilkada Jawa Barat pada 2018, dia tidak sebagai kader partai politik. "Tapi bisa menang," katanya.
Itu kontestasi politik di daerah, katanya berterus terang, memang tidak menuntut menjadi kader partai. "Tapi kalau level nasional, berpartai itu suatu keharusan. Maka, saya akan berpartai, kesimpulannya. Mungkin timig-nya, mungkin pertengahan tahun paling cepat," katanya.
Meski demikian, dia menegaskan, ketika nanti sudah menjadi kader partai politik, tidak serta merta dia memutuskan sikap untuk maju dalam kontestasi pemilu presiden tahun 2024. Bisa jadi, katanya, dia kembali maju dalam pilkada Jawa Barat untuk periode kedua.
"Karena saya menemukan dinamika juga: kalau belum berpartai menjadi gubernur, relasi di DPRD kadang-kadang kurang maksimal, sehingga kalau berpartai kelihatannya lebih solid," katanya.