Nasdem, Demokrat dan PKS Godok Nama Cawapres Pendamping Anies
- VIVA.co.id/Andrew Tito
VIVA Politik - Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan PKS makin lengket untuk membentuk poros koalisi menuju Pilpres 2024. Rencananya tiga parpol itu menurut elite Nasdem akan mengumumkan koalisi pada 10 November 2022.
Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus menguat jadi bakal capres yang diusung Nasdem, Demokrat dan PKS. Sementara, figur-figur yang potensial menjadi cawapres pendamping Anies masih digodok ketiga partai.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengungkapkan tiga parpol belum membahas nama-nama figur yang akan jadi cawapres. Namun, ia mengatakan, tiga partai bersepakat mengusung cawapres yang memiliki kans menangnya tinggi.
"Kami belum bicara pada figur. Kalau cara pandang yang sama, kami cari siapa yang berpeluang menang. Kami cari bersama-sama. Jadi, tentunya kami bersama mencari cawapres yang berpeluang menang," kata Ahmad Ali, Kamis 29 September 2022.
Ali berharap nama cawapres bisa segera disepakati tiga partai. Dengan demikian, nanti bisa dideklarasikan bersamaan dengan deklarasi koalisi dan capres.Â
Namun, ia mengatakan, pihaknya juga enggan terburu-buru menentukan cawapres karena bisa diumumkan setelah deklarasi koalisi dan capres. Terkait rencana waktu umumkan nama capres dan koalisi pada 10 November, juga disebut masih cair dan belum final.
"Setelah deklarasi capres atau bisa jadi bersama-sama. Doakan mudah-mudahan nanti koalisi ini akan segera terbentuk dan segera diumumkan. Sampai hari ini belum ada nama (capres) dan waktu deklarasi yang final," imbuhnya.
Sebelumnya, politikus Nasdem, Zulfan Lindan menilai peluang Anies besar jadi capres yang diusung Nasdem, PKS, dan Demokrat. Nama Anies merupakan satu dari tiga tokoh yang disepakati dalam Rakernas Nasdem.
Menurut Zulfan, Nasdem akan pilih Anies ketimbang dua nama lain yaitu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Salah satu alasannya karena Anies bukan kader parpol dan tak punya problem untuk didukung.
Berbeda dengan Andika Perkasa yang memiliki ikatan aturan sebagai pimpinan TNI. Begitupun juga dengan Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP).