Kekhawatiran Jika Pilpres 2024 Hanya 2 Capres: Ada Pembelahan
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA Politik - Banyak pihak yang berharap Pilpres 2024 akan diwarnai dengan persaingan lebih dari dua calon presiden atau capres. Jika hanya dua capres dikhawatirkan punya dampak muncul pembelahan seperti Pilpres 2019 dan 2014.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim menyampaikan ajang pilpres yang hanya dua pasangan berkontestasi akan memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut dia, kekurangannya yaitu berpotensi menghadirkan pembelahan yang radikal.
Hakim mengatakan demikian karena pengalaman dua pemilu sebelumnya mesti jadi acuan.
"Hadirnya dua pasang calon jika tidak disikapi dengan kedewasaan dalam berpolitik, akan menghasilkan pembelahan secara tegas di masyarakat. Sebagaimana kita lihat dalam dua pemilu sebelumnya, ada pembelahan yang radikal antara cebong dan kampret misalnya," kata Hakim, dalam keterangannya, Selasa malam, 27 September 2022.
Baca Juga: Hasto: PDIP Ngalir Saja, Dua atau Tiga Pasangan Capres Kita Siap
Dia pun beri contoh meski Prabowo Subianto yang sudah gabung ke pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan, tapi gesekan pendukung dua tokoh tersebut di akar rumput masih terjadi. Hal ini efek persaingan Prabowo dan Jokowi saat Pilpres 2014 dan 2019.
"Cebong dan kampret di akar rumput masih terus berduel hingga kini. Tentu kondisi ini dipandang agak kurang elok bagi kita yang lebih mengedepankan budaya ketimuran yang memakai asas gotong royong," jelas Hakim.
Meski demikian, ia memberikan pandangan jika hanya dua capres juga punya kelebihan untuk rakyat pemilih. Salah satunya bisa memberikan kesempatan pemilih untuk secara lebih dikotomis menilai ide, gagasan, pemikiran dari masing-masing kandidat.
"Dengan begitu, pemilih cenderung lebih mudah menentukan siapa kira-kira yang akan mereka pilih untuk bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan mereka," tutur Hakim.
Lebih lanjut, ia menambahkan dengan hanya dua capres juga membuat pemilih lebih mudah dalam mencatatkan janji-janji kampanye kandidat.
"Mana janji yang sudah dipenuhi, mana yang belum, untuk dijadikan dasar menilai dalam pemilihan selanjutnya," ujarnya.
Sebelumnya, muncul dorongan dari elite partai politik hingga pengamat agar kontestasi Pilpres 2024 bisa disi lebih dari dua kandidat capres. Selain pilihan rakyat pemilih lebih variatif, persaingan lebih dua capres juga untuk menekan polarisasi.Â