Diaz Hendropriyono Soroti SDM Kaya, Hasil Riset Harus Dirasakan Rakyat

Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono (kedua di kiri)
Sumber :

VIVA Politik – Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono menilai Indonesia kaya akan sumber daya manusianya. Terutama mereka yang bergerak dalam bidang riset atau penelitian. Namun memang, kata dia, harus diperbaiki ekosistemnya sehingga hasil penelitian itu bisa lebih optimal lagi.

Danone SN Indonesia Hasilkan 50 Publikasi Ilmiah Internasional dan Nasional

“Indonesia kaya akan sumber daya manusia peneliti yang unggul, cerdas, dan mumpuni. Namun, hasil riset kita belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan publik. Akibatnya, kita tertinggal dari negara lain yang memiliki pengembangan riset yang tepat sasaran, sesuai kebutuhan masyarakat," kata Diaz, dalam keterangan persnya, Senin 19 September 2022.

Terkait ini menjadi salah satu catatan utama dari pertemuan Diaz yang merupakan Staf Khusus Presiden RI Bidang Isu Strategis, dengan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof Widodo, SSi, MSi, PhD, MedSc, di sela-sela kegiatan wisuda Universitas Terbuka atau UB Kota Malang. 

Beragam Inovasi dan Kolaborasi, Ajang IDEA Expo 2024 Panen Apresiasi

"Pemerintah, swasta, dan BUMN harus terus berkolaborasi. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri karena ketiganya memiliki peran vital masing-masing. Link and match demi membangun ekosistem riset yang kokoh dan sustainable”, tegas Diaz melanjutkan.

Rektor UB Prof Widodo, sepakat dengan hal itu. Dia mengatakan, di Brawijaya saja sudah ada hasil-hasil dari riset. Seharusnya, hasil tersebut bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.

Gubernur Lemhannas: Peningkatan Kualitas SDM Kunci Wujudkan Indonesia Emas 2045

"Setuju Pak Diaz, bahwa ekosistem riset harus dibangun kokoh dan melibatkan seluruh stakeholder. Dengan kehadiran pemerintah, maka orkestrasi riset menjadi lebih jelas. Siapa (lembaga pendidikan mana) melakukan apa, dan dikoordinasikan pula dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Dengan demikian tidak ada duplikasi dan overlapping," jelasnya. 

Selain itu, menurutnya juga penting untuk ada jaminan kebutuhan dalam melakukan riset. Perlu ada jaminan bahwa material dasar dari riset ini terpenuhi.

"Ini penting, mengingat lead time dan kualitas dari material dasar riset ini sangat berpengaruh terhadap hasil akhir riset”, katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Diaz juga memaparkan beberapa isu strategis nasional. Terutama yang menjadi arahan dari Presiden Jokowi. Seperti ketahanan dan kedaulatan pangan, percepatan kendaraan listrik, dan digital advance technology (teknologi digital maju). 

"Saya melihat, dengan segala resources yang luar biasa yang dimiliki, UB sangat berpotensi untuk terus berperan di berbagai isu strategis nasional tersebut," kata Diaz.

Pada kesempatan tersebut, Rektor UB didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi Prof Moch.Sasmito Djati, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Dr Bambang Susilo, Direktur Direktorat Kerjasama dan Internasionalisasi UB, Karuniawan Puji Wicaksono, Ketua Program Double Degree/Joint Degree Dr.Panji Deoranto, dan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Prof. Imam Santoso.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya