SBY Turun Gunung, Fahri Hamzah: Kita Kehilangan 1 Bapak Bangsa

Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah
Sumber :
  • Partai Gelora

VIVA Politik – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, menyebut kalau seorang mantan Presiden turun lagi untuk berpolitik, bisa jadi kita akan kehilangan seorang bapak bangsa.

Fahri Hamzah: Qatar Komitmen Bangun 1 Juta Rumah di RI Dukung Program Prabowo

Walau tidak menyebut secara eksplisit, namun memang sebelumnya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengatakan akan turun gunung. Alasannya, ada indikasi Pemilu 2024 tidak jujur dan tidak adil.

"Setiap seorang mantan presiden ikut berpolitik kembali, saat itu kita kehilangan satu bapak/ibu bangsa. Kita semua rugi," kata Fahri Hamzah, dikutip dari akun twitter nya @fahrihamzah dikutip VIVA, Senin 19 September 2022.

DKPP Puas Kinerja KPU dan Bawaslu Sukses Gelar Pemilu dan Pilkada 2024

Tetapi menurut Fahri, kedua pihak harus sama-sama. Tidak memancing dan juga tidak terpancing sehingga harus menyatakan turun gunung.

Fahri Yakin Presiden Prabowo Tak Ada Niat Persulit Rakyat dengan PPN 12%

"Orang yg sudah bertapa jangan dipancing2, yg sudah bertapa jangan mudah terpancing," kata Fahri tersenyum.

SBY Turun Gunung

SBY menghadiri Rapimnas Partai Demokrat 2022 di JCC, Senayan.

Photo :
  • Istimewa

Sebelumnya, SBY dalam Rapimnas Partai Demokrat menyampaikan kenapa dia harus turun gunung. Itu dilakukan, karena dia mengetahui ada tanda-tanda ketidak jujuran dalam Pemilu 2024.

"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang. Saya mendengar, mengetahui bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY dalam video yang dikutip VIVA pada Sabtu, 17 September 2022.

Informasi yang didapatkan SBY, juga ada informasi yang diterimanya kalau di Pilpres 2024 nanti hanya akan diikuti oleh 2 pasangan capres-cawapres saja.

"Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti hanya diinginkan oleh mereka hanya dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikendaki oleh mereka," jelas Presiden ke-6 RI tersebut. 

Bahkan menurut Presiden RI 2 periode itu (2004-2009 dan 2009-2014), ada informasi yang diterima bahwa Demokrat akan dipersulit dalam mengajukan capres-cawapres bersama-sama partai koalisinya.

"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri. Bersama koalisi tentunya. Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan," ujar SBY.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya