Dari Verbal dan Gestur, Jokowi Dinilai Setuju Wacana 3 Periode
- Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
VIVA Nasional – Pakar Personal Branding, Dewi Haroen menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengisyaratkan setuju dengan adanya wacana masa jabatan menjadi tiga periode.
Dewi menjelaskan alasan pertamanya adalah Jokowi tak pernah menolak secara tegas dan verbal terkait wacana masa jabatan Presiden tiga periode.
“Verbalnya Pak Jokowi berkata apa? ‘Biarkan ini menjadi wacana’. Nah disitu aja bisa kita menilai, tidak usah gesturnya. Verbalnya firm mengatakan, boleh saja wacana itu, siapa aja boleh,” kata Dewi Haroen di kanal Youtube Survei KedaiKOPI yang dikutip pada Minggu 18 September 2022.
Dewi menyayangkan, tidak adanya pernyataan sikap yang ditunjukkan oleh Jokowi terkait masa jabatan presiden 3 periode, padahal hal itu bertentangan dengan Undang-Undang. Pun Dewi menilai ucapan mantan Wali Kota Solo itu mengisyaratkan ingin maju kembali sebagai presiden di periode ketiga.
“Itu cara vokalnya dan bicaranya. ‘Itu kan pendukung saya kan meminta saya nih’. Jelas dengan bahasanya bahwa rakyat meminta saya sebagai presiden. Vokalnya jelas, Ada penekanan, diminta. Tidak ada suara tidak bisa ini, saya setop, tidak boleh,” katanya
“Secara verbal tidak ada pernyataan setop berhenti selesai sebagai presiden. Ada nggak itu? Berarti terbukti dong, arahnya kemana,” ucapnya.
Pun secara gestur, menurut Dewi, Presiden Jokowi masih sering mendatangi para relawan-relawannya yang masih sering menyuarakan jabatan tiga periode.
“Sekarang secara gesturnya itu, senyumnya itu di Musra, diadakan. Besok ada Projo (relawan). Jadi beliau nih kemana mana nih adanya. Berarti artinya apa? seperti apa? tanda kutip kan teman-teman tau seperti kampanye kan. Jadi artinya itu jelas sekali keinginan itu ada,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dewi menilai sikap yang ditunjukkan oleh Jokowi sangat berbeda dengan sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pada saat itu dengan tegas menolak masa jabatan presiden 3 periode.
“SBY waktu 10 tahun mengucap saya tidak dipilih lagi, selesai. Berhenti, tidak ada suara sama sekali. Artinya apa, tidak ada orang ramai-ramai hari itu,” jelas dia.