Haul Kiai Ageng Gribig, Airlangga Doa Indonesia Terhindar dari Krisis

Menko Airlangga Hartarto di Haul Kiai Ageng Gribig
Sumber :

VIVA Politik – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, berdoa agar Indonesia terhindar dari bahaya dan ancaman krisis. Hal itu saat Airlangga malam ini menggelar dzikir dan sholawat Haul Kiai Ageng Gribig, di Jatinom, Klaten Jawa Tengah.

Minister: No Talks Yet on Postponing 12 Percent VAT Implementation

Airlangga dalam sambutannya, memanjatkan doa untuk Indonesia agar cepat bangkit dari pandemi COVID-19. 

“Dua tahun masyarakat kita dilanda pandemi COVID-19 yang menyebabkan berbagai kesulitan, alhamdulilah geliat ekonomi perlahan pulih, dan harus didorong agar ekonomi masyarakat bisa lebih cepat,” kata Airlangga. 

Indonesia dan Malaysia Lanjutkan Kerja Sama Gugus Tugas Hadapi Aturan Deforestasi Uni Eropa

Airlangga hadir bersama dengan Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf, KH Agus Ali Masyhuri (Gus Ali), dan Wakil Ketua Umum PBNU KH Nusron Wahid.

Hadir juga Bupati Klaten Sri Mulyani, Wakil Bupati Yogo Hardoyo. Kemudian Ketua PWNU Jawa tengah KH Muzammil dan Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Klaten
K.H Muhlis Hudaf.

Airlangga: Biodiesel B40 Diterapkan Mulai 1 Januari 2025

Pada kesempatan itu, Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar, mengajak semua pihak untuk optimis. Dengan sikap itu, ia yakin Indonesia bisa terhindar dari krisis global yang saat ini menghantui banyak negara.

“Dalam momentum ini kita jadikan upaya memohon ke Allah SWT dengan wasilah dzikir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW agar bangsa indonesia diselamatkan dari ancaman krisis dan bahaya,” ujar Airlangga. 

Di sini, Airlangga juga memaparkan tentang sosok Kiai Ageng Gribig yang dikenal dengan seorang Wali Besar pada zamannya. 

“Beliau konsisten berdakwah dengan penuh kelembutan, ramah namun tegas serta efektif menyentuh hati masyarakat,” jelasnya. 

Dakwah seperti ini yang mudah diterima oleh masyarakat. Apalagi lanjut Airlangga, Kiai Ageng Gribig adalah sosok yang mempunyai strategi dakwah unik. Salah satu cara dakwahnya adalah membagikan apem kepada masyarakat sambil membaca wirid “Yaa Qawiyu”. Bagi Airlangga, kata “APEM” punya filosifi.

A berarti akar sejarah yang kuat. Berarti menjaga tradisi, budaya dan selalu menjaga warisan para pahlawan bangsa.

P berarti persatuan dan kesatuan. Yaitu menjaga dan menanamkan nilai-nilai toleransi untuk menjaga kerukunan dalam kebinekaan.

E adalah ekonomi kerakyatan, yaitu pembangunan ekonomi haruslah dipusatkan dan ditujukan untuk kemakmuran rakyat.

M yakni masyarakat yang maju, beragama dan berakhlakul karimah.

“Nilai-nilai A-P-E-M APEM inilah yang menjadi garis perjuangan saya dimanapun saya berada, dan selalu menjadi pedoman dalam menjalankan segala amanah yang saya emban,” kata Airlangga. 

Rutin Laksanakan Haul Kiai Ageng Gribig

Nusron Wahid yang merupakan Wakil Ketua Umum PBNU mengatakan, selama ini Airlangga cukup rutin menggelar haul untuk para leluhurnya. 

"Beliau (Airlangga Hartarto) memang rutin menggelar haul untuk leluhurnya, Kiai Ageng Gribig, agar nilai atau spirit perjuangannya terus menginspirasi," kata Nusron Wahid.

Tema haul kali ini adalah Malam Grebeg Sebaran Apem Yaa Qowiyyu "Winayang Bajra Thrustaning Rat".

Untuk diketahui, tradisi sebaran apem yang diadakan di Desa Jatinom, Klaten dalam Haul Kiai Ageng Gribig diselenggarakan hari Jumat terakhir di bulan Safar.

Tradisi terus dilestarikan, berdasarkan pada kisah Kiai Ageng Gribig, yang dipercaya sebagai juru dakwah dari Wali Songo, keturunan Raja Bhrawijaya V dari keraton Majapahit.

Ketika itu, beliau melakukan ibadah haji ke Makkah. Di sana ia mendapatkan apem. Apem tersebut dibawa ke Jatinom untuk dibagikan ke anak-anaknya. Bahkan apem masih hangat. Namun karena yang dibawa hanya 3 buah apem dan tentu saja kurang, maka Kiai Ageng Gribig meminta kepada Allah SWT agar apem tersebut bisa berlipat jumlahnya.

Dalam permohonannya kepada Allah SWT, Ki Ageng Gribig mendaraskan kata "Ya Qowiyu" yang bermakna memohon kekuatan dari Allah SWT. Mendengar wirid itu, sang istri membuat apem lebih banyak agar bisa dibagi-bagikan. Sejak saat itu, masyarakat setempat mengenangnya dan mengikuti langkah Kiai Ageng untuk membuat apem dan berdoa demi keselamatan.

"Selain ketakziman kepada beliau sebagai ulama besar penyebar Islam di tanah Jawa, dan juga tokoh pejuang, Pak Airlangga Hartarto sebagai salah satu keturunannya dan saat ini diberikan amanah di pemerintah, tentu berkepentingan agar tradisi-tradisi semacam ini bisa dijaga dan memberikan spirit yang positif bagi masyarakat," terang Nusron.

Maka dari itu, lanjut Nusron, Airlangga menghadirkan Habib Syech dan Gus Ali, agar rangkaian haul semakin menambah semangat jamaah yang hadir. Sekaligus dengan tetap menjaga kekhidmatan dalam gelaran dzikir dan lantunan sholawat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya