William Liddle: Gus Dur Tunjukkan Cara Berpikir Agama yang Modern

William Liddle
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Profesor emeritus dari Ohio State University, Amerika Serikat, William Liddle, menilai bahwa di antara presiden-presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri yang paling banyak dikritik dan kepemimpinan mereka dianggap buruk.

PBNU Perkenalkan Humanitarian Islam kepada Delegasi Dunia, Gus Ulil: Lanjutkan Gagasan Gus Dur

"Gus Dur dan Megawati, keduanya, banyak dikritik sebagai presiden yang tidak becus," katanya dalam wawancara secara eksklusif dengan VIVA pada program bincang-bincang The Interview, di Jakarta, Minggu, 14 Agustus 2022.

Liddle mengaku berteman baik dengan Gus Dur dan dia menyampaikan penilaiannya atas kepemimpinan Gus Dur secara objektif. Memang, katanya, ditinjau dari banyak aspek, Gus Dur tidak berhasil sebagai presiden dalam masa kepemimpinannya yang sangat singkat.

DPR Minta Aparat Antisipasi Potensi Disintegrasi Dalam Pilkada 2024

William Liddle

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Tapi bukan itu yang mau saya tekankan," ujarnya, berusaha mengungkapkan pendapatnya yang sesungguhnya tentang jasa Gus Dur bagi upaya demokratisasi di Indonesia. "... Gus Dur, dia menyakinkan banyak sekali orang Islam di Indonesia bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang sah."

Pramono Anung Ungkap Pesan Megawati Untuknya Hadapi Pilkada Jakarta 2024

Sebagai pemimpin muslim, dengan banyak pengikut massa Nahdlatul Ulama dan cendekiawan, menurut Liddle, Gus Dur menjadikan dirinya sebagai simbol akan penerimaan Islam terhadap sistem demokrasi.

Dia membandingkan situasi Indonesia dengan di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim di Timur Tengah yang bahkan hingga sekarang ada yang tidak dapat menerima demokrasi. Sedangkan di Indonesia, katanya, mengutip hasil surveinya, mayoritas umat Islam menerima demokrasi.

Patung lilin Gus Dur menjadi salah satu favorit wisatawan

Photo :
  • Dok. VIVA/ Lucky

"Dia (Gus Dur) mewakili Islam, Tapi Islam yang nusantara, Islam yang merangkul banyak orang, bukan cuma orang Islam tapi juga yang dari agama lain," ujar Liddle, yang telah meneliti perpolitikan Indonesia sejak tahun 1960-an.

Pada intinya, Liddle menegaskan, "dia menunjukkan cara berpikir tentang agama dan politik yang sangat modern".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya