DPR Ingatkan Nadiem Soal Terobosan Seleksi Masuk PTN
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA Politik – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyambut baik transformasi seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim dalam kegiatan Merdeka Belajar Episode Ke-22 pada Rabu, 7 September 2022.
Menurut dia, langkah yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk transformasi seleksi masuk PTN sudah tepat karena berpihak kepada semua kalangan.
“Sudah selayaknya seleksi masuk PTN dibuat inklusif, holistik dan transparan dengan mengedepankan kemudahan dan penalaran berpikir peserta didik. Ini dibuktikan dengan penyederhanaan tes SBMPTN dan kewajiban transparansi perguruan tinggi untuk seleksi jalur mandiri,” kata Hetifah melalui keterangan pada Jumat, 9 September 2022.
Anggota Fraksi Partai Golkar ini meyakini keputusan yang diambil Nadiem akan berdampak besar bagi peserta didik, terutama kalangan kurang mampu. Setidaknya, kata dia, kepercayaan diri peserta didik kurang mampu akan meningkat.
“Mereka juga mampu bersaing dengan peserta didik lainnya yang berasal dari berbagai latar belakang,” jelas dia.
Namun, Hetifah mengingatkan efek domino dari transformasi ini. Menurut dia, Nadiem serta jajaran harus memikirkan dampak lanjutan dan peraturan-peraturan turunan bukan hanya untuk SMA/SMK, tetapi juga kepada Perguruan Tinggi dan Lembaga Penyelenggara Tes Masuk Perguruan Tinggi.
“Jangan sampai, transformasi seleksi PTN ini malah menurunkan standar masuk PTN dan memunculkan potensi permainan nilai dari pihak sekolah untuk mendongkrak nilai rapor,” ujarnya.
Diketahui, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim baru meluncurkan Transformasi seleksi masuk Perguruan Tinggi dalam kegiatan Merdeka Belajar Episode ke-22 yang diselenggarakan secara daring, pada Rabu, 7 September 2022.
Transformasi seleksi masuk Perguruan Tinggi ini setidaknya didasarkan pada lima prinsip perubahan, yaitu mendorong pembelajaran menyeluruh, lebih berfokus pada kemampuan penalaran, lebih transparan, lebih inklusif serta mengakomodasi keragaman peserta didik, dan lebih terintegrasi.
Nadiem menggarisbawahi perubahan pada masing-masing jenis seleksi. Pada Seleksi Nasional berdasarkan Prestasi, seleksi akan menggunakan perhitungan minimal 50 persen nilai rapor seluruh mata pelajaran dan maksimal 50 persen komponen penggali minat bakat.
“Sehingga, peserta didik terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran,” kata dia.
Untuk seleksi SBMPTN, lanjut Nadiem, tes akan fokus pada kemampuan penalaran dan pemecaran masalah (tes skolastik) yang terdiri dari potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris.
“Diharapkan guru-guru tidak lagi kejar tayang menuntaskan materi dan menghabiskan waktu melatih peserta didik mengerjakan soal UTBK,” ujarnya.
Dalam jalur seleksi Mandiri, Nadiem menyampaikan bahwa Kemendikbudristek ingin menghilangkan persepsi jalur mandiri hanya untuk peserta didik dari kalangan menengah keatas dengan menerapkan standar transparansi.
Untuk itu, perguruan tinggi wajib mengumumkan jumlah calon peserta jalur mandiri yang akan diterima, metode penilaian, dan besaran biaya sebelum dilakukan seleksi jalur mandiri.