ARB Minta Kader Golkar Tingkatkan Soliditas Hadapi Pemilu 2024
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik - Dewan Pembina Partai Golkar dipimpin Aburizal Bakrie atau ARB menggelar rapat di Graha Soedarmono Slipi, Kandor DPP Golkar pada Rabu, 31 Agustus 2022. Ada beberapa hal termasuk Pemilu serentak 2022 yang turut dibahas.
ARB selaku Ketua Dewan Pembina Partai Golkar menyampaikan agar seluruh kader Golkar mempersiapkan diri melakukan kerja politik yang berkesinambungan, terstruktur, dan sistematis untuk menghadapi Pemilu serentak 2024.
"Dewan Pembina juga meminta seluruh kader untuk terus meningkatkan soliditas, komunikasi, dan koordinasi di setiap lini baik secara vertikal maupun secara horizontal," tulis ARB di akun Instagramnya yang dikutip VIVA pada Kamis, 1 September 2022.
Dia menekankan perlinya semua kader Golkar kerja politik secara masif karena Golkar punya target di 2024. Salah satunya target bisa mengusung kader yang juga Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai capres 2024.
"Dan, menang di Pilpres, meraih 20% jumlah kursi atau setara 115 kursi di DPR, dan memenangkan 60% Pilkada," jelas ARB.
Beri Ruang Cendekiawan
Pun, dia menambahkan dari rapat Dewan Pembina Golkar juga dibahas persoalan lain. Dia menyingung salah satunya minimnya ruang kaum cendekiawan di berbagai organisasi politik.Â
Maka itu, ARB mewakili Dewan Pembina menyarankan agar Partai Golkar mulai memberikan ruang lebih besar bagi cendekiawan dalam pembahasan berbagai masalah kebangsaan. "Sejarah mencatat peranan besar kaum cerdik pandai dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia," lanjut ARB.
Selain itu, ia menyampaikan keprihatinan Dewan Pembina Golkar terkait kondisi saat ini yaitu minimnya penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Dia ingin Golkar berperan terus dalam upaya menegakkan Pancasila dan UUD 1945.Â
"Kami menilai masih terdapat jurang yang lebar antara idealitas Pancasila dengan realitas kehidupan kebangsaan dan kenegaraan," ujar ARB.
Menurut ARB, ada kesan yang ditangkap saat ini Pancasila seperti tak diperlukan lagi di era reformasi dengan kemajuan teknologi dan informasi yang demikian pesat. Dia mengingatkan Pancasila sebagai dasar negara masih dibutuhkan.
"Karena Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup, norma dasar, dan kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia yang berbeda-beda tapi satu jua atau Bhineka Tunggal Ika," kata ARB.