SMRC: Hanya 33 Persen Publik yang Tahu G20

Pertemuan bilateral Sri Mulyani dan Janet Yellen di 3rd FMCBG G20.
Sumber :
  • Kemenkeu

VIVA Politik - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis riset terbarunya bertajuk 'KTT G20 dan Perang Rusia-Ukraina'. Dari temuan survei diketahui hanya 33 persen publik Indonesia yang mengetahui tentang G20.

Ketum Kadin Anindya Bakrie Sebut Indonesia Punya 'Kunci' untuk Optimis Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, menjelaskan, bahwa mayoritas publik sekitar 67 persen belum mengetahui forum G-20. Jawaban itu diketahui setelah responden diajukan pertanyaan sebagai berikut 'Apakah ibu/bapak tahu (mendengar, membaca) negara-negara di dunia yang berkumpul dalam wadah yang disebut 20 negara yang ekonominya terbesar di dunia?' Pun, dari survei menunjukkan dari 33 persen yang mengetahui G20.

"Ada 57 persen atau 18,5 persen dari total populasi yang tahu bahwa Indonesia sudah bergabung dengan lembaga ini sejak berdiri pada 1999," kata Deni, dalam keterangannya, Selasa, 30 Agustus 2022.

Luthfi-Taj Yasin Unggul Signifikan dari Andika-Hendi di Pilkada Jateng, Menurut SMRC

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti session 7 international taxation di FMCBG Meeting G20 hari kedua di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 16 Juli 2022.

Photo :
  • Kemenkeu

Deni menambahkan, survei kali ini juga menemukan 24 persen warga yang mengetahui Indonesia akan jadi tuan rumah bagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 pada November 2022. Mayoritas dari yang tahu yaitu 86 persen yakin Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi bisa melaksanakan KTT tersebut

Pramono-Rano Berjaya di Quick Count Tembus 51%, SMRC: Tunggu Hasil Akhir Rekapitulasi KPU

Kemudian, dalam survei juga menyinggung soal perang Rusia-Ukraina. Menurut Deni, publik Indonesia menghendaki pemerintah agar bisa berperan aktif ikut mendamaikan konflik Rusia-Ukraina. Kedua negara itu sudah berperang selama 6 bulan terakhir.

Deni menyebut dalam presentasi hasil risetnya menunjukkan 63 persen publik mengetahui atau pernah mendengar tentang perang Rusia dan Ukraina. 

"Dari yang tahu, mayoritas 71 persen tak setuju Rusia menyerbu Ukraina. Hanya ada 16 persen yang setuju," jelas Deni.

Presiden Jokowi temui Presiden Putin.

Photo :
  • ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev

Lebih lanjut, ia menyebut dari perang Rusia-Ukraina, ada 58 persen yang ingin Indonesia mengambil peran untuk ikut mendamaikan Rusia-Ukraina. Namun, ada 34 persen yang ingin Indonesia tetap menjaga jarak dan netral. 

"Hanya ada 2 persen yang menyatakan Indonesia harus memihak salah satu negara. Sementara ada 6 persen yang tidak menjawab," ujarnya.

Survei SMRC ini dilakukan dengan tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei merupakan seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam Pemilu atau mereka yang sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan. 

Sementara, populasi itu dipilih secara random atau multistage random sampling dengan sebanyak 1220 responden. Responden yang bisa diwawancarai secara valid sebesar 1053 atau 86 persen. 

Sebanyak 1.053 responden dianalisis. Kemudian, margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya