Gus Dur Gemar Lantunkan Syair Abu Nawas saat di Istana, Tutur Khofifah
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masih menyimpan sejumlah kisah menarik saat dia kerap menemani Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam hari-hari sibuk sebagai presiden pada 1999-2001.
Gus Dur rutin berjalan-jalan santai di sekitar kompleks Istana Negara setiap habis salat subuh, kata Khofifah dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Jakarta, Selasa, 9 Agustus 2022.
Khofifah hampir selalu datang untuk menemani kegiatan jalan-jalan sang presiden, sembari berbincang-bincang tentang aneka topik ringan maupun berat. Dalam setiap momen jalan-jalan santai itu, menurutnya, Gus Dur gemar bersenandung syair religius-sufistik Abu Nawas, pujangga Arab yang hidup pada masa Kekhalifahan Abbasiyah (khalifah Harun al-Rasyid), tahun 756-814.
Syair-syair Abu Nawas terdiri dari 2000-an bait dan, menurut Khofifah, Gus Dur hapal semua bait. Salah satu yang paling terkenal dan kerap Gus Dur lantunkan adalah "Ilahilastulil Firdaus" dengan bait-bait berikut ini:
Ilahi lastu lil firdausi ahlaa; Wa’ala Aqwa 'alannaril jahiimi; Fahabli taubatan waghfir dzunubi; Fainnaka ghafirudzdzambil 'adziimi (Ku tak pantas berada dalam surga-Mu; Namun tak kuasa bila ku masuk ke neraka-Mu; Aku datang mengharap belas kasih dari-Mu; Kepada siapa aku meminta selain pada-Mu)
"Dan beliau suka menjelaskan syair itu. Jadi, misalnya Gus Dur mengucapkan, 'Ilahillastulil firdausi ahlaa; Ya Allah aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga Firdaus--seperti itu--beliau melantunkan sambil menjelaskan artinya."
"Itu setiap hari itu beliau menjelaskan itu, setiap hari berlanjut. Itu kan sesuatu dia membaca, memaknai, dan menjelaskan," kata Khofifah, yang juga Ketua Umum Muslimat NU.
Kadang-kadang ada orang lain, biasanya karib Gus Dur yang bukan dari kalangan NU, atau bahkan nonmuslim, yang menemani sang presiden jalan-jalan pagi. Di antara mereka, kata Khofifah, bahkan mengaku sekuler. "Tapi kalau selalu ikut Gus Dur," katanya, mengutip pengakuan sahabat Gus Dur yang sekuler itu, "saya bisa jadi orang ideolog."
Intinya, Khofifah menegaskan, "orang yang ikut jalan paginya Gus Dur itu sama saja seperti ngaji".
"Itu hal-hal yang, mungkin, tidak mudah kita mencari bapak bangsa seperti Gus Dur," ujarnya.