Mobil Kepresidenan Era Soekarno hingga SBY Dipamerkan di Sarinah
- VIVA.co.id/Edwin Firdaus
VIVA Politik - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno membuka resmi pameran arsip dan mobil Kepresidenan di Sarinah, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Agustus 2022. Pameran ini dilakukan untuk memeriahkan HUT Ke-77 Republik Indonesia.
“Dengan mengucapkannya Bismillahirrohmanirrohim, Pameran Arsip dan Mobil Kepresidenan resmi dibuka," kata Pratikno.
Dalam acara tersebut juga dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Rencananya, tujuh mobil kepresidenan akan dipamerkan di Sarinah hari ini hingga beberapa hari ke depan.
Mobil pertama dengan merek atau type Buick Tahun 1939, pernah digunakan oleh Presiden RI 1 Soekarno. Mobil kedua dengan spesifikasi merek Mercedes Benz S600 Guard Tahun 2008. Pernah digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo.
Mobil ketiga, dengan spesifikasi merek Mercedes Benz-Class E140 Tahun 1998. Kendaraan ini pernah digunakan oleh tiga Presiden RI, di antaranya Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Megawati Soekarno Putri, dan SBY.
Mobil keempat adalah Mercedes Benz S280 Tahun 1980. Mobil tersebut pernah digunakan Presiden Soeharto, Presiden B.J. Habibie, dan Presiden Abdurrahman Wahid.
Pun, kelima, mobil Mercedes Benz S-Class W126, pernah digunakan oleh Presiden Soeharto, Presiden B.J. Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid
Sementara, terdapat dua unit sedan Cadillac Fleetwood Brougham Tahun 1980, yang pernah digunakan oleh Presiden B.J. Habibie dan Tamu Negara serta Credential Duta Besar.
Adapun arsip berbentuk dokumen, foto, video dokumenter, dan memorabilia dalam pameran ini menampilkan kisah Presiden RI pertama Soekarno hingga Joko Widodo (Jokowi) dalam menjawab tantangan dan permasalahan di Indonesia dengan gaya dan citranya masing-masing.
Pratikno menambahkan, pameran ini adalah rangkaian memperingati hari kemerdekaan RI yang ke-77. Menurutnya, pameran ini bukan hanya membawa secara fisik melihat arsip maupun mobil.
"Tetapi lebih penting adalah bagaimana dulu para founding fathers, para pejuang, pendiri bangsa telah bekerja keras mempertaruhkan jiwa dan raga untuk mendirikan negara yang kita cintai ini. Dan, ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melanjutkan perjuangan beliau,” kata Pratikno.
Sementara, lokasi pameran di Sarinah, lanjut Pratikno juga bukan tanpa alasan. Sebab, di lokasi tersebut memiliki kenanangan besar dalam sumbangsih karya seni di Tanah Air.
“Jadi, ini akan berlangsung beberapa hari. Sekali lagi semoga ini bisa dinikmati," tuturnya.
"Dan, ini lokasinya sangat bagus di Sarinah. Punya kenangan yang sangat luar biasa, mewariskan karya seni, produk kreatif bangsa Indonesia," ujarnya.
Senada Pratikno, Erick Thohir mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah yang bisa mengingat dan mempelajari sejarahnya.
“Kalau kita lihat pameran hari ini, tadi saya juga diajak Pak Praktik ke belakang tentu suatu hal yang memberikan inspirasi sendiri bagaimana ketika founding fathers kita Bapak Soekarno mendorong yang namanya pemberantasan buta huruf, ada foto-foto dan saksinya," ujar Erick.
Menurut dia, konteks itu masih viral sampai saat ini. Apalagi, saat ini tengah pesatnya era digital. "Yang di mana kembali kita harus bermigrasi yang namanya ke dunia baru yaitu dunia digital,” kata Erick.