Kader di Maros Mundur Massal Gegara AHY, Begini Penjelasan PD
- Istimewa
VIVA Politik - Menuju Pemilu 2024, Partai Demokrat (PD) diwarnai mundurnya kader secara massal di Maros, Sulawesi Selatan. Mundurnya pada kader itu diduga karena kecewa terhadap Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyangkut hasil Musyawarah Daerah (Musda) Sulawesi Selatan.
Menanggapi itu, DPP PD melalui Kepapa Badan Komunikasi dan Strategis (Bakomstra) Herzaky Mahendra Putra menyampaikan kejadian kader di Maros dianggap sebagai hak politik setiap orang. Menurut dia, DPP mempersilakan kader di Maros mundur. Dia bilang lebih baik mundur secara ksatria jika memang tak siap berorganisasi.
"Lebih baik mundur secara ksatria saat memang tidak siap berorganisasi dan berjuang untuk rakyat di Partai Demokrat. Daripada menjadi kerikil yang tidak berguna dan malah mengganggu soliditas kader-kader yang serius berjuang untuk rakyat," kata Herzaky saat dihubungi VIVA, Rabu malam, 3 Agustus 2022.
Herzaky menjelaskan sebelum mundur, Ketua DPC Maros sudah dicopot dari jabatannya. Alasan pencopotan karena dinilai yang bersangkutan tak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan kode etik dan pakta integritas PD.Â
"Apalagi sempat ada kecenderungan mau mengganggu persiapan proses verifikasi parpol yang kami lakukan," tuturnya.
Baca Juga: Kecewa dengan AHY, Kader Demokrat Maros Mundur Massal
Pun, dia menambahkan PD memang sedang konsolidasi internal selama dua tahun terakhir. Kata dia, total ada 34 musda dan 514 muscab di seluruh Indonesia yang berhasil dilaksanakan.
Menurutnya, Musda dan Muscab bagian dari uji komitmen dan loyalitas kader terhadap PD serta memperjuangkan harapan dan aspirasi rakyat.
"Apakah mereka benaran punya loyalitas tinggi kepada organisasi dan Ketua Umum Partai Demokrat. Jika memang loyal kepada organisasi, tentu akan patuh dan tunduk pada keputusan organisasi," jelas Herzaky.
Dia menekankan setiap musda dan muscab ini melaksanakan amanat kongres Tahun 2020 sebagai forum tertinggi dengan menyesuaikan AD/ART PD. Bgainya, jika ada kader yang tak taat dan tak patuh dengan proses, mekanisme maka mereka tidak pantas. "Dan, sudah selayaknya tidak berada di Partai Demokrat," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Maros, Amirullah Nur Saenong mengaku mundur dari keanggotaan partai pimpinan AHY tersebut. Mundurnya Amirullah ternyata dikuti 14 pimpinan anak cabang (PAC). Dia menyebut Ketua DPC Maros saat ini sudah digantikan Pelaksana Tugas (Plt)Â
"Benar, saya sudah mundur bersama ketua-ketua (PAC) dan jajaran pengurus juga mundur. Intinya yang mundur itu semuanya orang yang saya bentuk pengurus dulunya. Dan, infonya itu sudah ada SK Plt-nya," kata Amirullah saat dikonfirmasi, Selasa 2 Agustus 2022.
Dia menyebut 14 ketua PAC yang mundur masing-masing memiliki alasan. Kata dia, dari pengakuan sejumlah Ketua PAC mundur karena merasa sudah tidak nyaman lagi dengan kepemimpinan AHY di Demokrat
Salah seorang Ketua PAC Demokrat di Kabupaten Maros, Joko Santoso mengaku mundur dari jabatannya karena  polemik Musda Demokrat. Joko menilai Musda Sulsel yang digelar seharusnya dimenangkan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) karena perolehan suaranya lebih tinggi dari Ni'matullah. Â
Namun, ia kecewa karena AHY malah memilih secara langsung Ni'matullah jadi Ketua DPD Demokrat.Â
"Intinya ada kekecewaanlah bagi kami. Kalau sudah tidak sejalan lebih baik kami mundur," tutur Joko.