Jabatan Gubernur Habis Oktober 2022, Magnet Anies akan Luntur?
- Instagram Puan Maharani
VIVA Politik – Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan habis pada Oktober 2022. Elektabilitas Anies yang digadang-gadang maju jadi capres 2024 diprediksi bakal meredup.
Elite PKS yang juga Sekretaris Fraksi di DPRD PKS Mohammad Taufik Zoelkifli menilai Anies kemungkinan pamornya akan turun usai tak lagi menjadi DKI-1. "Kemungkinan akan meredup karena tidak ada panggung besar lagi," kata MTZ, sapaan akrabnya, Kamis, 28 Juli 2022.
Menurutnya, jika benar Anies nyapres maka tim sukses yang akan bergerak untuk memberikan panggung terhadap eks Mendikbud tersebut. Namun, hal itu perlu perjuangan berat.
"Mungkin tim sukses beliau akan mengupayakan panggung-panggung lain. Tapi, sulit untuk bisa sebesar posisi Gubernur DKI Jakarta," tutur MTZ.
Perjudian Serius
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyampaikan jadi perjudian serius bagi Anies setelah tak lagi jadi Gubernur Jakarta. Dia menyoroti demikian karena tokoh yang tak lagi memegang posisi pejabat publik biasanya akan kehilangan pamornya.
"Ada kecenderungan, orang yang tak lagi jadi pejabat publik pamor kebintangannya meredup secara signifikan," kata Adi.
Dia mencontohkan Mahfud MD saat menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), cukup cukup populer dan kuat. Bahkan, saat itu, Mahfud dikaitkan dengan pencapresan. Namun, saat tak lagi menjabat, kepopuleran Mahfud meredup dan perlahan seperti dilupakan publik.
"Di situlah letak pertaruhan Anies yang sesungguhnya. Apa Anies bisa tetap eksis kalo sudah tak lagi jadi pejabat," sebut Adi.
Magnet Menuju 2024
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai Anies seperti magnet menuju 2024. Meski bukan kader parpol tapi elektabilitasnya berada di jajaran atas dalam lembaga survei.
Namun, ia mengatakan dalam politik itu seperti ada gula ada semut. Artinya, figur yang akan memiliki posisi kekuasaan maka bisa jadi magnet.
Dia mencontohkan seperti Gatot Nurmantyo saat menjabat Panglima TNI. Gatot dianggapnya punya panggung dan gaung yang luar biasa. Tapi, saat tak lagi jadi Panglima TNI, Gatot pun tak punya pamor.
"Sama dengan jabatan lain jabatan menteri yang dicopot, ketua partai yang diganti maupun siapa. Lalu, termausk gubernur kalau tak punya jabatan potensi meredupnya tinggi. Tidak ada momentum, dan panggung politik," jelas Ujang.
Bagi dia, usai Oktober 2022 nanti tergantung kemampuan Anies untuk menciptakan panggung. Dengan demikian, upaya itu untuk menjaga elektabilitasnya.
"Tapi, selama Anies tidak punya jabatan dan tidak punya panggung akan sulit untuk tidak menaikan elektabilitas," sebut Ujang.