Said Didu ke Mahfud MD: Profesor Tidak Sesuai dengan Etika Ilmuwan

Said Didu
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD terlibat friksi di media sosial dengan eks Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu. Mereka saling menanggapi dengan argumen masing-masing.  

Akademisi Antikorupsi Bersuara Desak Bebaskan Mardani Maming Korban Mafia Peradilan

Perdebatan keduanya diawali Said Didu yang mengomentari pernyataan Mahfud soal Islamofobia dengan menyinggung Abu Janda yang dimuat sejumlah artikel portal berita.

Said Didu yang aktif kritik pemerintah pun menyampaikan komentarnya. Dia bilang bahwa Islamofobia itu memang ada di Tanah Air. Namun, pihak yang melakukan seperti dibiarkan pemerintah.

Pakar Hukum Undip Serukan Pengkajian Ulang Perkara Korban Makelar Kasus Mardani Maming

"Sudah terbantahkan, bhw Islamophobia memang ada di Indonesia dan sepertinya yg melakukan hal tsb dibiarkan oleh pemerintah," tulis Didu di akun Twitternya, @msaid_didu yang dikutip VIVA pada Rabu, 27 Juli 2022.

Komentar Didu ditanggapi Mahfud. Dia meminta agar pegiat media sosial itu membaca terlebih dulu sebelum menyampaikan komentar.

Putusan Mardani Maming Dinilai Sesat Hukum, Mahfud Md Serukan Kejaksaan Buka Lagi Perkaranya

Baca Juga: Mahfud MD: yang Ngomong Islamofobia Abu Janda Bukan Pemerintah

Menko Polhukam Mahfud MD.

Photo :
  • Instagram Mahfud MD @mohmahfudmd

Menurut Mahfud, Didu selalu salah mempersepsikan pernyataannya. Dia pun menjelaskan maksud omongannya yang ramai dikutip media massa.

"Sy bilang kalau yg dimaksud Islamophobia itu kebencian dan ketakutan Pemerintah thd Islam maka itu tdk ada. Wong umat Islam di Indonesia sdh bebas msk dlm berbagai lapangan polsosbud dan institusi2 Islam tumbuh pesat," tulis Mahfud di akun Twitternya.

Dia menambahkan dalam utasan cuitannya bahwa yang bilang celana cingkrang, cadar itu kearaban dan kadrun bukan pemerintah. Tapi, kata dia, yang ngomong itu adalah kelompok orang terhadap kelompok lain.

"Kalau itu dianggap Islamofobia maka ada jg dong Keristenfobia, Hindufobia, Katolikfobia. Ada "orng" yg mengejek ritual Hindu, ada isu Keristenisasi," lanjut Mahfud.

Mahfud juga menyinggung ada pihak yang pernah menyampaikan di salib ada jin kafir. Bagi dia, itu bukan fobia tapi pernyataan seseorang.

"Yg bilang kadrun, cadar, Arab itu misalnys Abu Janda, bkn Pemerintah. Jd kalau dari orang ke orang scr privat fobia itu tertuju thd semua agama. Tp Pemerintah tdk benci, tdk takut, tdk fobi thd Islam," kata Mahfud.

Kemudian, beberapa jam setelahnya, Didu menimpali cuit Mahfud. Dia menyampaikan terimakasih atas julukannya bahwa dirinya selalu salah.

Dia menyindir status Mahfud yang merupakan akademisi bergelar profesor. Menurut dia, pernyataan Mahfud seperti tak sesuai dengan etika ilmuwan. Pun, jika pernyataan Mahfud sebagai Menko Polhukam juga tidak cocok. Sebab, pernyataan itu cocok bagi pejabat di negara otoriter.

"Prof @mohmahfudmd yth, terima kasih atas julukannya bhw "saya selalu salah". 1) Jika pernyataan Bpk tsb pernyataan sbg Professor sepertinya tdk sesuai dg etika ilmuwan. 2) jika pernyataan Bpk tsb sbg Menko sepertinya pernyataan tsb hanya cocok bagi pjbt di negara otoriter," ujar Said Didu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya