PKS: Triliunan buat Otsus, Implementasi Jauh dari Harapan Rakyat Papua

Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS Sukamta
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik – Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Sukamta berharap pemekaran wilayah di Papua berdampak pada peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) meliputi kesejahteraan, kualitas hidup, pendidikan, dan kesehatan orang asli Papua (OAP).

Detik-detik Kantor BKPSDM Mappi Papua Dibakar Massa Gara-gara Tak Terima Hasil CPNS

"Fraksi PKS DPR RI sangat mendukung pemekaran Papua. Namun, harus benar-benar untuk peningkatan kualitas manusia Papua. Pemerintah harus memperhatikan aspirasi rakyat Papua dan memiliki rencana strategis serta implementasi secara bertahap membangun manusia-manusia Papua," kata Sukamta saat di konfirmasi di Jakarta, Selasa, 19 Juli 2022.

Menurut dia, pemekaran harus mampu meningkatkan IPM Papua dan Papua Barat karena hingga saat ini setiap tahun selalu berada di bawah rata-rata IPM nasional.

Semua Provinsi di Papua jadi Perhatian Bawaslu Terkait Kerawanan di Pilkada Serentak

Ilustrasi Petugas PPS mengambil logistik Pemilu 2019 saat didistribusikan ke TPS-TPS di Distrik Wesaput Wamena, Jayawijaya, Papua

Photo :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Ia menyebutkan selama 20 tahun pelaksanaan Otonomi Khusus Papua, pemerintah pusat terkesan hanya memberikan dana dari pusat ke daerah, kemudian membiarkan pengelolaan dana tersebut secara bebas oleh pemerintah daerah, Papua dan Papua Barat.

Wamendagri Ribka Tegaskan Otsus Papua Bentuk Upaya Pemerintah Wujudkan Kesejahteraan di Tanah Papua

"Dana puluhan triliun rupiah digelontorkan untuk otsus. Namun, dalam implementasi, pengawalan dan evaluasi terhadap hasil masih jauh sekali dari harapan rakyat Papua," ujarnya.

Anggota Komisi I DPR RI itu menilai dana otsus lebih banyak dialokasikan untuk belanja birokrasi pemerintahan, seperti belanja pegawai serta belanja barang dan jasa.

Warga mengungsi akibat banjir bandang di Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin, 18 Maret 2019 (Foto ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Sementara itu, kebutuhan layanan publik yang menyentuh rakyat secara langsung, menurut dia, minim dan tidak berjalan baik sehingga otonomi khusus harus memprioritaskan subjek utama, yaitu orang asli Papua.

"Pendekatan pembangunan manusia Papua harus khusus tertuju kepada OAP yang selama ini merasa terpinggirkan, termarginalkan, inferior, dan merasa hanya diperalat saja. OAP merasa makin tersisih dengan hadirnya para pendatang dari berbagai daerah di Indonesia. Ini problem serius dan Pemerintah harus fokus menyelesaikannya," katanya.

Sukamta menilai pemekaran dan dana otsus hanya metode, sedangkan sasaran, rencana penyelesaian, implementasi, pengawasan, dan evaluasi harus dengan baik dan ketat agar tidak terulang lagi kegagalan dana otsus dan pemekaran wilayah.

Ia mengusulkan ada Kementerian Percepatan Pembangunan Khusus Papua dan Indonesia Timur agar bisa fokus dan cepat menangani berbagai masalah Papua. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya