Airin Berkelit Ditanya Penjajakan Duet dengan Sahroni di Pilkada DKI
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik - Mantan wali kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany secara agak terbuka menyatakan hasratnya untuk maju dalam pilkada DKI Jakarta tahun 2024, terutama setelah Partai Golkar mulai mempromosikan namanya sebagai kandidat potensial.
Partai Golkar, pada Maret silam, bahkan mewacanakan sekalian menjajaki peluang duet Airin dengan Ahmad Sahroni, politikus Partai Nasdem, dalam pilkada DKI. Namun, Airin berkelit ketika ditanya tentang hasil penjajakan rencana duet itu, setelah nyaris lima bulan berlalu.
Dalam wawancara eksklusif dalam program The Interview di Jakarta, 7 Juli 2022, Airin mengaku bahwa dia dan Partai Golkar kini terlebih dahulu berkonsentrasi pada persiapan menghadapi pemilu legislatif dan pemilu presiden pada 2024. Sebab, katanya, pilkada serentak diselenggarakan sepuluh bulan setelah pemilu legislatif dan pemilu presiden.
Selain itu, hal yang lebih penting, katanya, hasil pemilu legislatif akan sangat menentukan dinamika dan peta politik pilkada serentak termasuk pilkada DKI Jakarta.
"Yang pasti kan kita fokus, kalau saya fokus pada pembenahan untuk reorganisasi sekarang, restrukturisasi, dan audit organisasi terhadap KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar)," katanya kala didesak peluang berduet dengan Sahroni.
Airin kini menjadi Ketua Umum KPPG dan bertanggung jawab, salah satunya, mempersiapkan caleg-caleg perempuan Partai Golkar untuk memenuhi amanat undang-undang bahwa komposisi caleg setiap partai politik harus sekurang-sekurangnya 30 persen. Apalagi, dia mengakui, betapa tidak mudah untuk memenuhi amanat konstitusi itu.
"Kita fokus di situ," ujarnya, menekankan, "dan kalau untuk urusan pilkada, mengalir saja. Jadi kita konsentrasi dulu pada yang duluan."
Hasil pemilu legislatif, katanya, menjadi modal awal bagi setiap partai politik, termasuk Golkar, untuk mempersiapkan diri menghadapi pilkada. Di DPRD DKI Jakarta sekarang, Golkar hanya memiliki 6 kursi hasil pemilu legislatif tahun 2019.
Bertambah atau berkurangnya kursi Partai Golkar di DPRD DKI Jakarta hasil pemilu tahun 2024, Airin mengingatkan, akan sangat memengaruhi daya tawar politik partai itu di hadapan partai lain untuk mempersiapkan pasangan calon dalam pilkada. Apalagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur hanya dapat diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik dengan jumlah kursi di DPRD sekurang-kurangnya 20 persen (22 kursi) hasil pemilu tahun 2024.
"Hasil pileg itu jadi modal awal; kita enggak capek. Kalau dari 6 [kursi] turun jadi berapa, kita akan capek cari koalisinya. Tapi kalau dari 6 tapi naik, hasilnya tinggi, itu akan lebih mudah," katanya.