PKS: Di Negeri Ini Ada Anggaran Harus Dikawal agar Sampai ke Rakyat

Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufri saat menghadiri acara istighasah di Pamekasan, Jawa Timur, Senin, 27 Juni 2022.
Sumber :
  • ANTARA/Abdul Aziz

VIVA – Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Salim Segaf Al Jufri mengajak para ulama, kiai, habib, dan semua elemen masyarakat di Pulau Madura, Jawa Timur, untuk bersama-sama bergandengan tangan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Cak Imin: Bansos Tetap Diberikan untuk Penyandang Tiga Kriteria Utama

"Indonesia yang kita cintai ini akan terus menjadi baik jika masing-masing warga dari berbagai elemen peduli tidak hanya pada nasib dirinya, tapi pada juga pada bangsanya," kata Habib Salim di sela-sela acara istighasah di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Al Islami Palpetto, Desa Plakpak, Kecamatan Pengantenan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin, 27 Juni 2022.

Untuk bisa membela negara dalam bingkai NKRI tersebut, Habib Salim meminta agar belajar dari semut.

Anggota MPR Ida Fauziyah Ajak Masyarakat Amalkan Nilai-nilai Luhur 4 Pilar Kebangsaan

Ia kemudian menyitir kisah para semut yang dalam suatu waktu bertemu dengan Nabi Sulaiman dan pasukannya yang diceritakan dalam Al Quran surat An Naml, surat ke 27 ayat ke-18.

Habib Salim Segaf Al-Jufri

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Anggaran Makan Bergizi Gratis jadi Rp 10 Ribu, PKB: Bagaimana Bisa Cukup, Serahkan ke Perempuan

Saat semut bertemu dengan pasukan Nabi Sulaiman, kata dia, seekor semut yang berteriak mengingatkan semut lainnya agar masuk ke tempat persembunyian karena khawatir terinjak karena ketidaktahuan Nabi Sulaiman.

"Kita harus belajar dari seekor semut. Ia tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi memikirkan sekawanannya. Ia bahkan juga husnuzan Nabi Sulaiman tidak tahu," ujar Habib Salim.

Menurut dia, Indonesia akan terus menjadi baik jika semua masing warga dari berbagai elemen peduli tidak hanya pada nasib dirinya sendiri, akan tetapi juga pada bangsa dan negara dimana ia tinggal.

"Perubahan tidak mungkin terjadi dengan sendirinya, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu berusaha mengubahnya," katanya.

Untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, ia juga menekankan akan pentingnya saling membantu atau saling menolong antara satu dengan lainnya, sehingga pada akhirnya tercipta kebersamaan.

Sebab, menurut dia, kebersamaan itu akan menguatkan dan merupakan kunci keberhasilan serta kemenangan.

"Tangan kita ini bisa mengangkat puluhan kilogram. Namun jika tangan dilepaskan dari tubuh, ia tidak berarti apa-apa. Karena tubuhlah yang meyanggah dan membuatnya menjadi kuat," katanya, menjelaskan hakikat dan contoh kebersamaan yang perlu dilakukan dalam menguatkan Indonesia ke depan.

Ia juga mengajak para ulama, kiai dan lembaga pesantren agar ikut aktif memikirkan bangsa. Perjuangan membela NKRI, menurut dia, bisa diwujudkan ketika masing-masing menjalankan peran secara baik.

"Ada yang berjuang di DPR, DRPD Provinsi, atau kabupaten/kota. Ada juga yang berjuang di eksekutif menjadi kepala negara. Jika semangatnya sama, untuk membela negara, Indonesia akan menjadi baldatun toyyibatun wa robbun ghofur," ujarnya.

Pada bagian akhir pidatonya, Salim juga menjelaskan mengenai partai politik yang kini dipimpinnya, yakni PKS. Menurut dia, PKS merupakan partai politik milik semua, yakni milik rakyat dan milik para ulama dan sebagai wadah perjuangan dalam membela kebenaran dan keadilan.

"Dan melalui PKS ini, kita juga bisa bergandengan tangan membangun bangsa ini bersama-sama. Di negeri kita ini ada anggaran yang harus terus dikawal agar sampai ke rakyat," ujar mantan menteri sosial pada era presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya