Taufik Dipecat dari Gerindra, NasDem Siap Menampung
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
VIVA – Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Jhonny G Plate angkat bicara mengenai keinginan M. Taufik bergabung ke partai pimpinan Surya Paloh tersebut. Menurut Jhonny, Partai NasDem terbuka menerima M. Taufik yang kini tidak lagi jadi kader Gerindra.
Dia mengatakan pihaknya siap menerima pemikiran dan partisipasi setiap orang yang ingin gabung ke Nasdem.
"Apabila Pak Taufik ingin bergabung dengan Partai NasDem. NasDem kan partai yang terbuka, tentu menerima semua pikiran-pikiran, keinginan partisipasi dan setiap anggota masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat yang ingin berbakti kepada negara," kata Jhonny di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 8 Juni 2022.
Jhonny mengatakan, NasDem memiliki infrastruktur digital bagi setiap masyarakat yang ingin bergabung. Maka itu, untuk bisa menjadi anggota Partai Nasdem bisa melalui elektronik.
"Jadi, keanggotaan NasDem, kartu anggota nasdem itu elektronik, KTA elektronik," jelas Jhonny yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) tersebut.
Terkait isu pertemuan antara M. Taufik dengan Surya Paloh, ia menepisnya. Jhonny menyebut hal itu sebagai kabar burung.
“Jangan ngomong kabar burung lah, jangan ngomong kabar burung, kalau tokoh-tokoh priminent Indonesia itu harus dihormati pribadinya," kata Jhonny.
Sebelumnya, Taufik resmi dipecat dari keanggotaan Gerindra. Pengumuman pemecatan itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra Wihadi Wiyanto. Keputusan pemecatan itu diambil dalam rapat Majelis Kehormatan Partai Gerindra, Selasa, 7 Juni 2022.
"Majelis Kehormatan Partai memecat saudara M Taufik sebagai kader Partai Gerindra. Keputusan hari ini, dia sudah dipecat sebagai kader Partai Gerindra," kata Wihadi di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta.
Alasan Partai Gerindra memecat M. Taufik, karena dinilai tidak loyal dan tidak bisa membawa nama baik partai pimpinan Prabowo Subianto itu.
"Setelah ada pemeriksaan saudara Taufik banyak melakukan manuver-manuver. Ada beberapa kasus korupsi dan masih diperiksa oleh KPK. Dia tidak bisa membawa kemenangan untuk Partai Gerindra di Pilpres lalu," tutur Wihadi.