Sindir Sutiyoso, Partai Garuda: Yang Mau Anda Permasalahkan Apa?
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso tengah jadi sorotan karena ucapannya yang menyinggung banyak Warga Negara Asing (WNA) asal China yang bekerja di Tanah Air. Sutiyoso menyebut Pemerintah China mengekspor warganya ke negara lain.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Garuda, Teddy Gusnaidi menyindir eks Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 tersebut. Dia mempertanyakan maksud omongan Sutiyoso.
"Pak Sutiyoso, yang mau anda permasalahkan itu apa? Tenaga Kerja Asing atau etnis China? Ini 2 hal yang berbeda," kata Teddy, dalam keterangannya, Senin, 23 Mei 2022.
Menurut dia, jika Sutiyoso mau permasalahkan tenaga kerja asing atau TKA di Tanah Air maka mesti laporkan dengan bukti pelanggaran. Dia menekankan dalam Undang-Undang, TKA diperbolehkan.
Namun, jika Sutiyoso mempersoalkan etnis China, Teddy menyindir apakah eks Panglima Kodam Jaya juga menyoroti etnis arab dan etnis lainnya yang tumbuh di Indonesia.
"Atau Anda hanya mempermasalahkan etnis China saja? Ternyata hanya etnis China, Ada apa dengan etnis China? Apakah etnis China memanfaatkan keetnisan mereka untuk memprovokasi dan merusak negara ini? Tidak kan?," jelas Teddy.
Pun, dia mengkritik urgensi Sutiyoso melempar isu TKA China. Bagi dia, hal itu sama dengan memulai isu SARA. Teddy mengatakan Indonesia lahir dari percampuran berbagai etnis. Begitu juga kebudayaan Indonesia.Â
"Lihat, ada percampuran India, China, Arab dan etnis bangsa lain. Begitupun dengan rupa dan dialek yang beragam, itu tidak terlepas dari percampuran," tutur Teddy.
Kemudian, ia menyebut jika tak ada bukti yang bisa disertakan maka ia menduga Sutiyoso hanya melempar isu karena ketidaksukaan. Kata dia, cara Sutiyoso tak bisa dibenarkan.
"Tentu hal ini tidak dapat dibenarkan, selain diduga memprovokasi juga diduga melakukan pelanggaran terhadap UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis," sebut Teddy.
Sebelumnya, Sutiyoso menyoroti banyak WNA asal China yang bekerja sebagai tenaga kerja di Indonesia. Dia menyampaikan tak masalah jika WNA China sebagai investor dengan membawa tenaga ahli.
Tapi, yang dipersoalkan Sutiyoso jika pekerja yang datang tanpa skill dengan jumlah banyak. Dia pun menyinggung banyak pekerja asal China yang membanjiri lokasi pabrik smelter di berbagai lokasi di Tanah Air.
Bagi dia sebagai seorang intelijen, hal itu harus diwaspadai. Dia memahami Presiden China kesulitan mengurus rakyatnya yang berjumlah 1,4 miliar dari urusan sandang, pangan, dan papan.Â
"Kalau saya jadi presiden Tiongkok, ngurus 1,4 miliar orang itu mau bagaimana, ngasih makannya, ngasih papannya, ngasih sandangnya, belum sekolahnya, belum rumah sakitnya. Nggak akan mampu. Maka yang paling mudah adalah ekspor orang," kata Sutiyoso dalam acara silaturahim tokoh dan ulama DKI Jakarta yang disiarkan JIC TV dan dikutip pada Senin, 23 Mei 2022.
Sutiyoso menyebut Singapura sebagai contoh yang paling dekat. Dia menyebut dulunya Singapura banyak etnis Melayu kini malah didominasi Tionghoa. Begitu juga saat ini Malaysia yang sudah hampir seperti Singapura.
"Kok kita nggak sadar-sadar gitu lho kita ini. Bukan apa saya orang intelijen bapak ibu sekalian. Saya bisa membaca pegawai-pegawai yang di Kalimantan, Sulawesi yang sampai Papua nggak akan dia pernah kembali ke sana. Pasti di sini," ujar Sutiyoso.