Megawati Ajak Parpol Negara BRICS Kerja Sama Dengan Semangat KAA 1955

Ketum DPP PDIP dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri
Sumber :
  • PDI Perjuangan

VIVA – Dalam forum BRICS Political Parties, Think Tanks, and Civil Society Organization Forum, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, menitik beratkan perhatiannya pada sejumlah isu kemanusiaa. Presiden RI ke-5 ini menilai soal ini harus menjadi perhatian dan mencari solusinya oleh partai politik (parpol) di dunia.

Tuding Ada Mobilisasi Pejabat Daerah di Pilkada 2024, Megawati: Demokrasi Terancam Mati!

Dalam keterangan persnya, acara itu digelar di Beijing. Sedangkan Megawati hadir secara virtual melalui layanan telekonferensi, Kamis 19 Mei 2022. Presiden Tiongkok Xi Jinping hadir dalam forum tersebut.

"Saat ini kelemahan pemulihan ekonomi, kesenjangan pembangunan merupakan iklim dan tantangan. BRICS harus ingat aspirasi dan misi bersama para negara berkembang, mengadvokasi kerjasama internasional. Tiongkok bersedia bersama semua negara termasuk negara-negara BRICS menjalankan tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030," ujar Xi Jinping.

Tuding Ada Kecurangan, Ini 5 Pesan Megawati untuk Awasi Pilkada 2024

Setelah itu, perwakilan dari partai politik baik dari negara-negara BRICS dan non, memaparkan pandangannya maisng-masing. Termasuk Megawati. Diawal pidatonya, ia sempat menyapa Xi Jinping.

Dikatakan Megawati, forum ini penting digelar mengingat banyak sekali dampak pandemi COVID-19 dalam kehidupan manusia. Hingga kini, belum sepenuhnya bisa pulih. Di tengah situasi pandemi, saat ini muncul ketegangan baru di dunia akibat persoalan Rusia dan Ukraina.

Kelakar Megawati jika Pramono-Rano Menang Pilgub: Setiap Hari Mau Tanam Pohon di Taman Jakarta

“Dengan berbagai persoalan tersebut, apa yang dilakukan oleh forum ini, diharapkan membuka ruang dialog bagi partai politik. Dengan dialog dapat dibangun kesepahaman terhadap tanggung jawab partai politik bagi perdamaian dunia,” ujar Megawati.

Kerja sama partai politik dalam forum ini, menurut Megawati juga bisa difokuskan dalam beberapa isu. Seperti peningkatan capacity building; pelatihan bersama kepemimpinan partai politik; institusionalisasi partai politik sesuai dengan kultur stratejik setiap bangsa; dan bagaimana partai politik menjawab berbagai isu strategis seperti global warming, ekonomi, green economy, serta pentingnya kerja sama di bidang kebudayaan.

Megawati juga lebih khusus menyoroti global warming. Menurutnya ini penting dan harus disikapi dengan serius. Sebab ancaman ini untuk masa depan manusia, terutama terkait pangan.

“Pangan sangat penting karena menyentuh kehidupan dasar setiap manusia yang harus dijaga selalu ketersediaannya. Jangan sampai krisis pangan menjadi persoalan bagi masa depan seluruh bangsa di dunia ini,” jelas putri Bung Karno itu.

“Karena itulah kerja sama penelitian, peningkatan produksi dan diversifikasi pangan, menjadi sebuah hal penting yang harus segera dijawab melalui kerja sama partai politik,” tambahnya.

Lebih lanjut, Megawati mengatakan kerja sama partai politik dengan agenda strategis di atas menjadi bagian dari fungsi diplomasi yang dijalankan oleh partai politik. 

Diplomasi politik ini dapat menjadi penguat kerja sama multilateral yang dilakukan oleh negara-negara di dunia, khususnya yang tergabung dalam BRICS.

Kerja sama itu harus memiliki spirit yang sama, yang dilakukan para pemimpin dunia sebelumnya. Megawati bahkan menilai, spirit Konferensi Asia Afriak (KAA) yang digagas Presiden RI Soekarno pada 1955, bisa ditiru.

Di dalam KAA tersebut, prinsip ko-eksistensi damai; dan bagaimana mewujudkan sistem internasional yang didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan solidaritas antar bangsa, sangat harus dikedepankan. 

Melalui KAA tersebut prinsip non intervensi terhadap kedaulatan sebuah negara; serta komitmen untuk menyelesaikan berbagai persoalan dunia dengan mengedepankan perundingan, dialog, sangatlah dikedepankan dibandingkan dengan selalu pendekatan militer. 

“Dengan semangat yang sama pula, kita semua berharap, agar ke depan tidak ada lagi negara yang memaksakan kepentingan nasionalnya, yang berdampak bagi penderitaan bangsa lain,” tegas Megawati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya