Habib Kribo ke Haikal: Anda Bukan Siapa-siapa, Kadang Sok Alim!
- tvOne
VIVA – Perdebatan sengit terjadi antara pegiat media sosial Zen Assegaf alias Habib Kribo dengan penceramah Haikal Hassan. Keduanya berdebat soal kontroversi Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwokartiko yang diduga rasis karena menyinggung 'manusia gurun'.
Awal perdebatan dimulai saat Haikal menanggapi penjelasan dari Guru Besar Universitas Airlangga, Prof Henri Subiakto dalam acara Catatan Demokrasi tvOne. Menurut Haikal, dalam persoalan Budi Santosa, seorang rektor mesti luas pemikirannya.
Bagi dia, tak boleh Budi menyudutkan orang hanya dengan hanya kerudung dan tidak kerudung. Lalu, melabelkan yang berkerudung menutup kepala itu adalah manusia gurun.
"Ini seorang pendidik, harus punya wawasan luas. Harus punya jiwa pancasilais yang tinggi," kata Haikal dikutip dari YouTube tvOne pada Rabu, 11 Mei 2022.
Haikal pun menyayangkan Budi tak bisa hadir dalam diskusi di Catatan Demokrasi tvOne. Dia berharap jika Budi muncul dalam diskusi maka bisa berdialog dan digali pemikirannya apakah yang bersangkutan seorang apancasilais atau bukan.
Bagi Haikal, jika dari dialog ternyata Budi seorang apancasilais maka bertentangan dengan Undang-Undang. Kata dia, Budi harus berhenti jadi rektor.
"Kecuali kalau dia berkata ‘oh tidak, maksud saya tidak begitu, kita masih menjunjung tinggi, oke bapak masih pancasilais. Bapak masih rektor," tutur Haikal.
Giliran Zen alias Habib Kribo diberikan kesempatan untuk menanggapi paparan Haikal. Dia menyampaikan pikirannya kalau saat ini perlu merevisi dan merenovasi tentang pemahaman keagamaan yang membumi.
Zen mengatakan demikian karena ia merasa sering dicekokin bicara agama itu hidup di dunia. Namun, bicaranya langit dan akhirat.
"Padahal, Allah itu menurunkan agama itu hanya untuk di dunia. Jadi, tidak ada dengan dalil agama meninggalkan dunia," ujar Zen.
"Karena ajaran agama ini untuk di dunia, dan berhubungan dengan dunia, Dan, akhirat itu apa, perwujudan kehidupan di dunia yang paripurna," lanjut Zen.
Menurutnya, dari penjelasannya itu maka hiduplah di dunia dengan memberikan manfaat. Dengan demikian, akhirat bisa didapatkan. Dia bilang, sekarang banyak pikiran yang dicekokin agar tidak masuk neraka dan sebagainya.
"Ngapain Tuhan ngasih kita mobil tapi nggak kita pakai, cuma kita diemin nanti tunggu habis mati. Jadi, hiduplah di dunia yang baik. Akhirat itu representasi kehidupan di dunia yang baik," tutur Zen.
Pun, Haikal menanggapi omongan Zen dengan dingin. Dia menilai pemikiran pria yang identik dengan rambut kribo itu sekuler.
"Ya, masyarakat seluruh Indonesia menyaksikan betapa sekulernya pemikiran ini," kata Haikal.
Zen merespons Haikal. Dia heran Haikal yang tak bisa menangkap penjelasannya tapi menyebutnya sekuler.
"Kok sekuler, jangan. Kalau Anda tidak menangkap, Anda sekuler," sebut Zen.
"Saya merasa terdegradasi kalau menanggapi beliau," jawab Haikal merespons Zen.
Zen tersulut emosinya menanggapi pernyataan Haikal yang mengaku terdegradasi. Dia pun menyerang pribadi Haikal.
"Kok terdegradasi, Anda bukan siapa-siapa. Anda kadang sok alim. Loh, memang Anda rendah," tutur Zen.
Bagi Haikal dalam diskusi dengan Zen mesti mengabaikan. Dia bilang sebaiknya lebih baik membiarkan Zen bicara.
"Saya betul-betul merasa terdegradasi. Harusnya diabaikan, biarkan dia bicara, kita diskusi yang lain," kata Haikal.
Zen pun menuding Haikal hanya punya pemikiran Islam jalanan.
"Pemikiran Anda ini tuh pemikiran Islam jalanan. Takbir, takbir, melihat orang salah," tutur Zen dengan emosi.
Melihat argumen dialog tak sesuai konteks, presenter Andromeda Mercury menyudahi perdebatan Zen dengan Haikal.
"Kita adu gagasan bapak-bapak secara beretika dan tidak menjatuhkan orang lain," kata Andromeda.