Puan Singgung Capres Ganteng tapi Nggak Bisa Kerja, Sindir Siapa?
- Dok. PMII.
VIVA – Pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani belum lama ini yang minta masyarakat jangan memilih pemimpin yang cuma modal ganteng jadi sorotan publik. Puan menyampaikan itu saat beri sambutan di hadapan para kader PDIP di DPC Wonogiri.
Dia mengajak agar memilih sosok calon presiden atau capres yang mau bergotong-royong membangun bangsa.
"Saya minta itu adalah kembalilah ke jati diri akar Indonesia. Pilihlah orang yang betul-betul cinta Indonesia, dukung orang yang memang mau bergotong-royong untuk membangun bangsa ini bersama," kata Puan, Selasa, 26 April.
Puan mengatakan demikian karena masyarakat saat ini lebih memilih pemimpin yang modal tampang dan sering tampil di media sosial. Tetapi, begitu disuruh melayani rakyat dia tidak bisa.
"Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka yo wes lah dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan. Yo wes, dia saja walau nggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin', tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat," kata Puan.
Ketua DPP PDIP itu lantas bertanya kepada para kader apakah akan memilih tokoh dengan kriteria tersebut.
"Mau atau nggak pemimpin kayak gitu?" tanya Puan.
Kader Partai banteng bermoncong putih itu pun menjawab mereka tak ingin dipimpin oleh orang yang demikian. "Mau atau nggak pemimpin kayak gitu?" tanya Puan.
"Nggak," jawab para kader PDIP.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Bappilu DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul berkelakar, kemungkinan Puan tengah menyindir Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Pastinya saya kurang paham. Mungkin mengacu pada Presiden Ukraina," ujar Bambang dikutip pada Jumat, 29 April 2022.
Bambang Pacul kemudian menjelaskan kriteria pemimpin yang disebut Puan. Menurut dia, pemimpin Indonesia memang tidak bisa dipilih sembarangan karena banyak hal.
"Kalau subjektif saya, memilih pemimpin apalagi sekelas Republik Indonesia, dengan penduduk hampir 300 juta, bersuku-suku, tinggal di untaian pulau yang berbeda, lebih dari 17 ribu pulau, dengan budaya yang berbeda, ya tidak sembarangan kelasnya," kata Bambang.
Lagipula, kata dia, calon pemimpin Indonesia nantinya harus dilihat rekam jejaknya sehingga jelas karakter, kapasitas, hingga kompetensi pemimpin tersebut. Bambang juga mengibaratkan pemimpin Indonesia seperti mobil. Menurut Bambang, Indonesia butuh mobil berkapasitas besar yang siap di berbagai medan.
"Mesti dicek benar jejak rekamnya, karena dari jejak rekam akan muncul 3K (karakter, kompetensi, dan kapasitas)," kata legislator PDIP asal Jawa Tengah itu.