Soroti Proyek Bendungan Bener, Elite Gerindra: Terkesan Dipaksakan

Bambang Haryo Soekartono atau BHS
Sumber :
  • Dok. Bambang Haryo

VIVA – Kebijakan Pemerintah yang ingin membangun Bendungan Bener di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah senilai Rp2 triliun masih disorot. Sebab proyek bendungan itu masih memunculkan polemik

Petinggi Gerindra Tepis Isu Keterlibatan Parcok di Pilkada 2024: Kami Kategorikan Hoaks

Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, menyarankan agar pemerintah mengkaji ulang proyek tersebut. Eks Anggota DPR itu mengingatkan dana Bendungan Bener berasal dari APBN yang merupakan uang rakyat. 

Pun, dia menyinggung kondisi Desa Wadas yang memiliki area pertanian subur. Dengan kondisi itu, bisa memberikan kehidupan untuk warga Wadas secara turun temurun. 

Real Count Gerindra: Andra-Dimyati Sapu Bersih Suara di 6 Wilayah Banten, Airin-Ade Cuma 2

"Wilayah Purworejo, Wonosobo sangat berlimpah air dari banyak sungai dan bahkan banyak jumlah waduk dan bendungan yang ada di wilayah sekitar Desa Wadas tersebut," kata BHS, sapaan akrabnya dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa, 26 April 2022.

Dia menyebut sejumlah waduk di sekitar Wadas seperti Wadaslintang yang berjarak sekitar 25 km dari waduk Wadas. Ia bilang waduk Wadaslintang memiliki volume sekitar 500 meter kubik dengan volume sekitar 47 juta m3/detik. Waduk itu sudah berfungsi sejak 1998 zaman Presiden Soeharto.

Respons Dasco soal Pernyataan Megawati Ada Pengerahan Aparat di Pilkada Jawa Tengah

Kemudian, ada waduk Sempor yang berjarak sekitar 50 km dari Wadas mempunyai volume 56 juta m3/detik. Dia mengatakan beberapa waduk itu sudah berfungsi sebagai irigasi air baku dan pembangkit listrik di wilayah Banjarnegara, Kebumen, Purworejo dan sebagian Kulonprogo.

 

Menurut BHS, volume waduk Wadas yang sedang dalam pembangunan juga besar sekitar 90 juta m3/detik. Namun, sampai saat ini belum direncanakan manfaatnya untuk irigasi wilayah mana. Bahkan, fungsi air baru hanya digunakan untuk bandara serta penanggulangan banjir di wilayah Purworejo.

"Perencanaan ini terkesan terlalu dipaksakan dan asal-asalan karena irigasi di wilayah Purworejo dan Kulonprogo sudah sangat sempurna dialiri dari berbagai sumber air sungai," jelas BHS.

Kemudian, ia menambahkan wilayah kecamatan dan semua sawah sudah berfungsi secara penuh untuk mendapatkan air 24 jam setiap hari dari sungai pelus termasuk Magelang dan Kebumen.

"Air baku dikatakan untuk Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Padahal, Bandara YIA diapit hilir atau muara dari sumber sungai Bogowonto dan sungai Serang yang mempunyai air baku yang melimpah. Dihawatirkan akan berikan dampak banjir di kawasan bandara YIA," tuturnya. 

Menurut dia, pemerintah melalui Kementerian PU akan membuat long storage atau kolam retensi untuk penampungan air serta pelebaran di muara sungai Bogowonto dan sungai Serang.

"Ya, manfaat air baku dari waduk Wadas itu memang untuk Bandara YAI. Buat apa lagi kalau bukan buat itu?" ujar eks Anggota Komisi V DPR tersebut.

BHS menambahkan, jika perencanaan waduk Wadas ini dipakai untuk pencegahan banjir di wilayah Purworejo yang ada di bawah dari waduk tersebut. 

"Tentunya tidak tepat posisi waduk dibandingkan dengan lokasi banjir yang ada di bawah dari pada wadah tersebut. Harusnya terbalik waduk penampungan harus dibawa lokasi banjir," lanjut BHS.

"Bila bendungan dari waduk yang mempunyai ketinggian sekitar 150 sampai 200 meter maka air dapat sewaktu-waktu menenggelamkan seluruh kabupaten Purworejo bahkan Kulon Progo," kata BHS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya