Reses di Magetan, Begini Gaya Ibas Bantu Ibu Hamil dan Petani Jeruk
- Istimewa
VIVA – Masa reses dimanfaatkan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menyambangi konstituennya di Magetan, Jawa Timur. Putra bungsu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menemui warga di Desa Tamanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Kedatangan Ibas kali ini punya agenda kegiatan berbeda. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu menyempatkan menilik Perkebunan Jeruk Pamelo hingga menemui dan beri bantuan untuk ibu hamil di Desa Tamanan.
Ibas punya alasan memperhatikan kesehatan ibu hamil dan balita. Dia mengatakan saat ini istrinya, Siti Ruby Aliya Rajasa tengah mengandung calon anak keempatnya. Dia pun memohon doa agar sang istri nanti diberikan kelancaran dalam proses persalinan.
"Mohon doanya, nggeh sedherek, semoga lancar persalinannya sama seperti persalinan ibu-ibu semua yang sedang mengandung," kata Ibas, dalam keterangannya yang dikutip pada Senin, 25 April 2022.
Ibas dalam kesempatan itu beri bantuan biskuit gizi (MPASI) tinggi untuk ibu hamil dan balita. Dia mengingatkan pentingnya ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan pendamping asi.
Kemudian, ia juga berpesan kepada para ibu hamil agar tetap berikan asi eksklusif untuk bayinya. Kata dia, asi memiliki kandungan gizi tinggi yang bisa melindungi bayi dari berbagai penyakit dan meningkatkan kecerdasan. "Semoga itu bisa memperkuat imunitas serta menjadi vitamin untuk masa depan mereka," jelas Ibas.
Selain itu, Ibas juga bertemu dengan petani jeruk di Perkebunan Jeruk Pamelo. Ia menekankan, jeruk pamelo merupakan jeruk khas Kabupaten Magetan yang juga dibudidayakan.
Dengan bentuknya hampir mirip jeruk bali, jeruk pamelo memiliki daging berwarna merah tanpa biji dan rasanya yang manis.
Dia berharap budidaya jeruk pamelo di Desa Tamanan yang sejak tahun 1960-an terus ditingkatkan. Apalagi, perkebunan jeruk pamelo saat ini jadi pendapatan tertinggi desa. "Harus terus dikembangkan, karena ini sangat berpotensi besar," tutur Ibas.
Saat berdialog, sejumlah petani jeruk mengeluh ke Ibas karena sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Selain ada penjatahan, pengurusan administrasinya juga sulit seperti mesti membawa KTP, KK, dan lainnya. Sebab, menurut petani jika mengandalkan pupuk nonsubsidi, harganya mahal.
Ibas pun menjawab akan berupaya memperjuangkan keluhan petani. Ia berharap dari pemangku kepentingan pemerintah punya kebijakan yang tepat untuk petani.
"Saya akan senantiasa memperjuangkan, menyampaikan aspirasi panjenengan sedoyo, agar ada kebijakan atau solusi yang tentunya tidak merugikan petani kita,” tutur Ibas.