Kecewa pada AHY, Bayu Menantu Pakde Karwo Mundur dari Demokrat
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Bayu Airlangga, menantu dari mantan Gubernur Jatim Soekarwo atau Pakde Karwo, menyatakan mundur dari Partai Demokrat. Keputusan itu ia ambil setelah merasa dizalimi terkait hasil Musyawarah Daerah (Musda) DPD Demokrat Jatim beberapa bulan lalu.
Seperti diketahui, Musda Demokrat Jatim menghasilkan dua calon Ketua DPD Demokrat Jatim, yakni Bayu Airlangga dan Emil Elistianto Dardak. Saat itu, dukungan DPC lebih banyak ke Bayu, namun DPP menetapkan Emil sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim terpilih dan akan dilantik pada Jumat ini, 22 April 2022.
Bayu dan pendukungnya protes atas keputusan tersebut. Hingga akhirnya Bayu menyatakan mundur. "Saya memutuskan mundur dari Partai Demokrat per hari Kamis, 21 April 2022," kata Bayu dalam keterangannya dikutip VIVA pada Jumat, 22 April 2022.
Bayu mengaku keputusan dirinya mengundurkan diri dari Partai Demokrat sudah bulat. Dirinya mundur karena merasa dizalimi saat Musda Demokrat Jatim. "Bagi saya, ketika saya dan tentunya para DPC pendukung saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai,” tegasnya.
Bayu mengingatkan bahwa saat pembukaan Musda Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjanjikan proses yang demokratis. Saat itu, Bayu mengaku yakin bahwa Demokrat betul-betul demokratis. "Tapi bisa dinilai publik sendiri, bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim," katanya.
Dia mengatakan, pilihan mundur adalah keputusan yang tidak bisa ditawar lagi. Hal itu sebagai tanggungjawab dirinya secara moral.
"Ada tanggung jawab moral dan etika kepatutan berpolitik. Batas kepatutan itu tidak boleh diterjang seenaknya saja. Sebagai seorang kader yang menjunjung asas demokrasi, ketika demokrasi itu sendiri tidak ada di partai, saya memutuskan mundur dari Demokrat," ujar Bayu.
Menurut Bayu, DPP terkesan tidak memandang kondisi akar rumput di Demokrat Jatim. Apalagi, tidak pernah ada komunikasi langsung dari AHY kepada akar rumput.
"Kalau memang ketum menginginkan seorang figur untuk memimpin Demokrat Jatim, sebaiknya sejak awal tidak perlu Musda. Ajak bicara saya dan DPC pendukung saya, daripada harus dikecewakan di akhir," paparnya.