Isyaratkan Masuk PAN, Ridwan Kamil Tepis Disebut Tinggalkan Nasdem

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berancang-ancang masuk menjadi kader salah satu partai politik dan dia berencana mengumumkan keputusannya itu pada pertengahan tahun 2022. Dia tak menyebut secara gamblang nama partainya, namun mengisyaratkan akan berlabuh ke Partai Amanat Nasional (PAN).

Jurus Ridwan Kamil-Suswono Berikan Air Bersih untuk Warga Jakarta

Dia mengelak ketika disebut bahwa keputusannya itu berarti dia akan meninggalkan partai yang terdepan menjagokan dan mencalonkannya sebagai gubernur Jawa Barat pada 2018, yaitu Partai Nasdem. Sebab, dia mengklarfikasi, statusnya di Nasdem bukan sebagai anggota maupun kader.

Lagi pula, katanya, partai yang mengusungnya dalam pilkada Jawa Barat kala itu tidak hanya Nasdem, melainkan juga PKB, PPP, dan Partai Hanura. "Saya belum berpartai di empat itu. Jadi kalimat meninggalkan itu enggak pas," katanya dalam wawancara khusus dengan The Interview di Bandung pada Jumat, 11 Maret 2022.

Serangan Balik Ridwan Kamil ke Mas Pram, Ahok-PDIP Kena Getahnya

"Posisi saya sekarang," ujarnya dengan penekanan, "seperti Mas Anies [Baswedan, Gubernur DKI Jakarta] dan Mbak Khofifah [Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur]--diusung oleh beberapa partai tapi kami bertiga belum memutuskan punya warna."

Dia memang belum memutuskan secara bulat untuk bergabung dengan PAN, meski partai pimpinan Zulkifli Hasan itu telah kerap memberi isyarat menerima Ridwan Kamil. "Itu kan jadi pertimbangan juga. Makanya pertanyaan tentang PAN ini kan fifty-fifty (peluangnya separuh-separuh)," katanya, berusaha menetralkan kans partai lainnya. "Tapi poinnya, saya akan 'berwarna' (menjadi kader partai), di pertengahan tahun--paling cepat; memilih mana sedang dipikirkan, tapi komunikasi intens."

Debat Sengit Ridwan Kamil dengan Dharma Pongrekun Soal Teras Cihampelas yang Mangkrak

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Meski mulai sering disebut akan dipinang PAN, Ridwan mengklarifikasinya dengan pernyataan bahwa dia juga secara intensif berkomunikasi dengan Partai Nasdem, Partai Golkar, PPP, PDIP, dan Partai Gerindra.

Namun, dia berpendapat, menjadi kader partai politik tertentu tidak niscaya memutuskan sikap maju sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden pada pemilu 2024. Dia hanya merasa bahwa kinerjanya sebagai gubernur akan lebih optimal, terutama ketika berurusan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), manakala didukung oleh sedikitnya satu partai.

"Karena saya menemukan dinamika juga: [bahwa] kalau belum berpartai menjadi gubernur, relasi di DPRD kadang-kadang kurang maksimal, sehingga kalau berpartai kelihatannya lebih solid," katanya.

Kalau setelah resmi menjadi kader partai, misalnya PAN, lantas terbuka peluang untuk maju sebagai capres maupun cawapres, dia mengatakan secara lugas, "ya, bismillah". Mengenai kedekatannya dengan PAN, Ridwan menganggap partai itu mengapresiasi kinerjanya sebagai gubernur Jawa Barat maupun kapasitasnya secara pribadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya