Emil Dardak Tepis Tak Harmonis dengan Khofifah: Riak-riak Bisa Terjadi
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menepis rumor yang beredar bahwa hubungannya dengan sang gubernur Khofifah Indar Parawansa mulai tak harmonis. Dia malah menyanjung kemampuan Khofifah dan menganggap sang gubernur tahu betul kapasitas wakilnya.
Emil menjawab dengan lugas, "menurut versi saya, harmonis", ketika ditanya tentang isu benih-benih perselisihan dengan Khofifah dalam satu kesempatan wawancara eksklusif dengan The Interview di Jakarta, Minggu, 6 Februari 2022.
Di satu sisi, Emil berterus terang sadar diri posisinya sebagai wakil. Tapi pada sisi lain, dia menganggap Khofifah telah memberikan amanat dan kepercayaan kepadanya sesuai dengan kemampuannya.
Jika ada tugas dan pekerjaan yang didelegasikan kepadanya oleh Khofifah, dan berhasil, katanya, itu tidak dapat serta merta diklaim sebagai murni hasil kerjanya. "Itu adalah keberhasilan Ibu [Khofifah Indar Parawansa] menentukan porsi mana yang di-share ke saya."
Khofifah, menurutnya, telah memainkan peran yang tepat sebagai gubernur, di antaranya memberikan kepercayaan kepadanya untuk melakukan sesuatu atau berbagai tugas. "Jangan kemudian kita mengklaim itu sebagai prestasi pribadi, tapi itu bagian dari team work yang diputuskan oleh seorang pemimpin, dalam hal ini Ibu Gubernur," ujarnya.
Tak merasa lebih hebat
Dia tak memungkiri memang bisa saja muncul perselisihan, sebagaimana dialami banyak pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah. "Riak-riak bisa terjadi, bukan hanya wakil terhadap gubernurnya, tetapi juga gubernur terhadap wakilnya." Tetapi cara mengelola perselisihan atau perbedaan pendapat itulah yang menjadi kunci harmonis atau tidaknya pemimpin dengan wakilnya.
"Kalau wakil sudah mulai merasa lebih pintar, lebih mampu, padahal itu kan--dikasih pekerjaan, berhasil, dipuji orang, langsung [merasa], 'Tuh, kan, saya udah bisa jadi gubernur'. Bukan begitu, [tapi] gubernurmu tahu porsimu di mana," katanya, menjelaskan.
Dalam hal hubungannya dengan Khofifah, Emil mempersilakan publik menilai sendiri. Dia hanya memberi isyarat, "Kenyataan bahwa kita masih ada ruang untuk kita sinergi dengan Bu Gubernur, itu tanda bahwa komunikasi, versi saya, masih relatif baik."
Meski demikian, ada satu hal yang Emil tak dapat membantahnya, yakni Khofifah merupakan senior sekaligus mentor dan pengalamannya dalam politik jauh lebih banyak.
"Umur [Khofifah Indar Parawansa] sih enggak tua-tua banget. Tapi, dari zaman Pak Harto, beliau sudah jadi singa podium Senayan (gedung MPR/DPR RI). Jadi, enggak ada-lah sedikit pun terbersit di pikiran [bahwa] saya lebih baik dari beliau" katanya.