Hasto dan Ahok Sampaikan Pesan Megawati untuk Politisi Muda

Sekjen PDIP Hasto Kristianto dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai pencoblosan Pilkada DKI 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan kader PDIP yang merupakan mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias BTP, mendorong agar para kader muda partai untuk berjuang dalam politik demi memastikan kebijakan negara yang membebaskan rakyat dari berbagai persoalannya.

Jokowi Dukung RK, Hasto: Justru Dapat Reaksi Negatif dari Publik, Pramono Bisa Menang 1 Putaran

Hasto dan Basuki atau akrab disapa Ahok menyampaikan hal tersebut saat mengikuti webinar yang digelar Banteng Muda Indonesia (BMI), di Jakarta, Rabu, 9 Februari 2022. Tema kegiatan adalah “Membangun Generasi Gotong Royong Dalam Semangat Kebhinekaan”

Hasto menyampaikan pesan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Menurut Hasto, Megawati menitip pesan kepada kader muda BMI. Yakni sebuah arahan untuk merenungkan apa sebenarnya tujuan dalam berpolitik.

Jelang Pilkada, Megawati Soekarnoputri Minta Warga Pilih Pemimpin yang Punya Prestasi Baik

“Ibu Megawati memberikan pesan bahwa berpolitik itu sederhana, berpolitik itu bagaimana kita menggalang kekuatan rakyat yang punya cita-cita, punya mimpi, punya harapan. Yang mewujudkan dalam dukungan politiknya. Sehingga dengan kekuasaan politik itu kita akan mewujudkan kebijakan publik yang bisa membebaskan rakyat dari berbagai persoalannya,” kata Hasto.

“Artinya, para kader muda PDIP harus bertujuan mendorong kebijakan negara agar rakyat menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya, bagaimana mendapatkan penghidupan layak, mendapatkan sandang, pangan dan papan, serta harapan hidup yang lebih baik dalam kesatuan kolektif sebagai bangsa Indonesia,” lanjut Hasto.

Sekjen PDIP Ancam Sanksi Pengurus-Anggota Dewan yang Tak Serius Menangkan Risma

Lebih lanjut, sesuai pesan Megawati, Hasto meminta kader BMI belajar dari tokoh-tokoh bangsa seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Sebab pada usia 16 tahun, misalnya, Bung Karno sudah mempunyai cita-cita indonesia merdeka. Dan itu berawal dari pertanyaan kritis mengapa kita terjajah pada saat itu.

“Dialetika itu dilakukan saat bertemu dengan Pak Marhaen, kenapa Pak Marhaen ini miskin padahal dia punya lahan, dia punya cangkul, kenapa dia miskin. Dan ada jutaan petani begitu,” kata Hasto.

“Jadi anak-anak muda berpikirlah kritis, seperti Bung Karno mempertanyakan suatu hal dan mencari jawaban”.

“Belajarlah dari sosok yang telah berprestasi, Mas Ahok, Pak Anas Bupati Banyuwangi, Rudi Hartono dan Susi Susanti yang mampu menampilkan kekuatan kita dalam bulutangkis. Brlajarlah juga dari mereka yang juara Olimpiade matematika, fisika, belajar dari mereka yang mampu jadi maestro kebudayaan Indonesia. Dan semuanya dicapai dengan perjuangan. Tanpa perjuangan tidak mungkin mencapai cita-cita,” katanya.

Sementara Ahok menjelaskan bahwa ketika dirinya menjadi gubernur di Jakarta, dia merasa bahagia walau gaji pejabat negara kecil dibanding menjadi pengusaha. Ahok dikenal bekerja dengan jujur, karena terpacu oleh motivasi dari berbagai tokoh, utamanya dari Megawati Soekarnoputri.

“Seperti kata Bu Mega, kalau mau menolong rakyat, ya kita gunakan kekuasaan untuk rakyat. Kita takkan mungkin menggunakan uang kita sendiri, uang kita sendiri takkan mampu menyelesaikan itu. Pengusaha takkan mampu menolong begitu banyak rakyat. Pengusaha itu uangnya terbatas. Maka harus dengan negara, agar kebijakannya pro rakyat,” kata Ahok.

Dengan jabatan gubernur, Ahok mengaku dirinya bisa membantu rakyat yang kurang mampu memenuhi kebutuhan harian. Bisa menggratiskan bus untuk rakyat yang menerima gaji minimum. Ahok juga bisa menyediakan rusun dengan biaya sewa Rp15 ribu perbulan untuk rakyat yang membutuhkan.

“Dan saya merasakan sukacita sebagai pengusaha, tak sebesar dengan ketika menjadi pejabat yang negara yang bisa melayani dan menolong rakyat. Sukacita menolong rakyat itu tak bisa dikalahkan oleh apapun usaha sebagai pengusaha,” tandas Ahok.

Sementara Ketua BMI Mochamad Herviano mengucapkan selamat hari raya Imlek untuk warga Indonesia Etnis Tionghoa, yang tidak terpisahakan dari NKRI.

“Yang terus berjuang mengisi ruang-ruang demokrasi bergerak bersama untuk Indonesia yang lebih baik,” kata Herviano.

Pada kesempatan itu, BMI juga menggelar aksi sosial berupa pemberian bantuan kepada warga di masa pandemi. Salah satunya adalah bantuan vitamin dan obat-obatan kepada wartawan. 

“Ini sebagai bentuk penghargaan kepada pers yang selalu berada di garda terdepan. Dan dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2022,” kata Herviano.

"Kami ucapkan selamat hari pers nasional 9 Februari, bagaimana kawan-kawan pers merupakan pilar keempat demokrasi di republik Indonesia tercinta ini, teruslah menjadi sinar," ujar Herviano.

Baca juga: Ada Deklarasi Ganjar-Puan, Elite PDIP Sebut Fenomena Biasa

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya