Survei: Ridwan Kamil Salip Anies, Ganjar, Sandiaga, dan Erick Thohir
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Partai Nasdem mengumumkan hasil survei internal pemilih partai itu di Jawa Barat pada trimester III akhir 2021 yang mengunggulkan elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai calon presiden pada pemilu 2024 dibanding empat figur lain, antara lain Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan Erick Thohir.
"Semoga survei ini bisa memberikan gambaran dan titik tolak elektabilitas nama-nama yang sering disebut sebagai capres," kata anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Jawa Barat Muhammad Farhan saat dikonfirmasi, Jumat, 3 Desember 2021.
Ridwan Kamil, menurut survei itu, berada di peringkat satu dengan persentase setuju/sangat setuju 74,8 persen, kurang/tidak setuju 17,4 persen, tidak tahu 7,8 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo di peringkat kedua dengan persentase setuju/sangat setuju 66,2 persen, kurang/tidak setuju 22,8 persen, tidak tahu 10,9 persen.
Kemudian Sandiaga Uno di posisi ketiga dengan persentase setuju/sangat setuju 64,8 persen, kurang/tidak setuju 24,6 persen, tidak tahu 10,4 persen. Anies Baswedan di posisi keempat dengan persentase setuju/sangat setuju 64,5 persen, kurang/tidak setuju 25,1 persen, tidak tahu 10,4 persen. Erick Thohir di posisi kelima dengan persentase setuju/sangat setuju 50,4 persen, kurang/tidak setuju 35,1 persen, tidak tahu 14,5 persen.
Menyikapi hasil survei itu, Ridwan Kamil menilai, kepastian soal pilpres 2024 masih dinamis. "Jadi survei itu naik turun; kalau [elektabilitas saya] itu nomor satu di Partai Nasdem, saya apresiasi," ujarnya.
Dia mengakui, penanganan pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir patut menjadi salah satu pertimbangan elektoral untuk ikut serta dalam pemilu 2024. Dia meyakini, publik akan menilai kinerja para tokoh dalam penanganan pandemi COVID-19.
Dia membangga-banggakan apresiasi pemerintah pusat yang menyebut Jawa Barat sebagai provinsi terbaik dalam penanganan pandemi COVID-19. "Ya, mungkin dari situ juga, poin-poin elektoral tadi," katanya.
Menurutnya, survei pilpres akan realistis ketika sudah ada pasangan, sementara sekarang masih tunggal atau sendiri-sendiri. Berbeda ketika pasangan-pasangan capres-cawapres yang disurvei yang, menurutnya, lebih realistis dan relevan.