Diaz Tertawakan Ustaz yang Sebut Hendropriyono Kader LB Moerdani
- Dok. Pribadi Diaz Hendropriyono
VIVA – Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), Diaz Hendropriyono mengunggah video ceramah seorang ustaz yang diduga bernada provokasi. Namun, Diaz menganggap ceramah seorang ustaz tersebut sebagai hiburan yang membuatnya tertawa.
Di video, terdengar suara ustaz yang menyebut ayah Diaz, Hendropriyono bersama Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menyebut ceramah ustaz tersebut sangat menghiburnya.
"Bapak ini sangat menghibur sekali. Asli pengen ketawa. Tunjuk sana, tunjuk sini. Sehat-sehat ya pak. Tiba-tiba aja muncul lagi video ini di timeline," kata Diaz dikutip dari Instagramnya pada Senin, 22 November 2021.
VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn.) Abdullah Mahmud Hendropriyono
- Youtube
Dalam video yang diunggah Diaz itu, ada pendakwah yang menyebut nama Luhut Pandjaitan sebagai Presiden yang sebenarnya atau the real president. Bahkan, pendakwah tersebut mengatakan Luhut bersama mantan Kepala Badan Inteljen Negara atau BIN Jenderal (Purn) Hendropriyono merupakan kader dari Leonardus Benyamin atau LB Moerdani.
LB Moerdani merupakan tokoh militer di era Orde Baru. Ia pernah dipercaya Presiden RI ke-2 Soeharto sebagai Panglima ABRI. Dia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan.
Berikut penggalan isi ceramah seorang ustaz yang videonya diunggah Diaz:
Opsi pertama triumvirat. Opsi kedua, presidium. Orang-orangnya yang disiapkan itu semua anti Islam. Opsi ketiga, ini yang mau digerakkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, the real presiden, presiden yang sebenarnya. Luhut Binsar Pandjaitan bersama Hendropriyono. Ini kader2 Ordo Yesuit, kader-kader LB Moerdani. Jadi dia akan mengajukan opsi ketiga junta militer. Semua umat Islam ini akan dikorbankan, terutama ulama-ulama akan dijadikan korban pertama kali.
Akhirnya ulama-ulama di Jakarta menyiapkan opsi keempat, dan ini sudah difatwakan MUI Pusat lewat KH. Muhyidin bersama Doktor Anwar Abbas. Ulama akan mengangkat panglima, isy kariman au mut syahidan. Untuk menyelamatkan kesatuan Republik Indonesia ini. Jihad fi sabilillah. Makanya tunggu komando ulama.
