Jokowi: Kita di Luar Makin Dihargai tapi di Negara Sendiri Dikerdilkan
- Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi merasa heran dengan posisi Indonesia yang saat ini begitu strategis di mata dunia internasional. Namun, justru di dalam negeri mendapat respons yang tak baik.
Jokowi bilang, sudah banyak negara maju kini melirik Indonesia. Hal itu merujuk saat lawatannya dalam G20 dan KTT Perubahan Iklim COP26, Glasgow, Skotlandia.
Menurut dia, saat Jokowi hadir dalam dua konferensi tersebut banyak pemimpin negara yang ingin bertemu dengannya secara bilateral.
"Yang sering saya sedih posisi kita semakin dihargai, posisi kita semakin dihormati, posisi kita semakin dipandang oleh negara lain tapi sering di negara sendiri dikerdilkan," kata Jokowi saat berpidato di acara Hari Ulang Tahun Partai Nasdem ke-10 di Jakarta, Kamis 11 November 2021.
Jokowi menyampaikan, Indonesia adalah negara besar. Ia menyampaikan demikian karena Indonesia kini memegang keketuan presidensi G20. Dengan kondisi itu, akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Menurut dia, Indonesia adalah negara berkembang pertama yang mengetuai G20.
"Sering kita lupa. Nanti setelah kita menjadi ketu di G20 berikutnya di tahun 2022 nanti kita juga akan menerima tongkat menjadi ketua di ASEAN juga, mungkin di bulan Oktober atau November 2022," kata Jokowi.
Dia menambahkan mulai akhir tahun ini hingga Noember 2022 nanti kemungkinan Indonesia akan sering jadi tuan rumah berbagai forum pertemuan.
"Kita akan menyelenggarakan kurang lebih 150-an pertemuan-pertemuan. Baik urusan keuangan, urusan iklim urusan, digital ekonomi yang semuanya diselenggarakan di Indonesia," lanjut Jokowi.
Pun, dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan untuk meninggalkan mental inferior. Ia meminta mental itu jangan dipelihara.
Selain itu, Jokowi mengatakan, perlu diperkuat mengenai ajaran budi pekerti dan kearifan lokal yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan indentitas kuat.
"Jangan sampai kita kehilangan ajaran budi budi pekerti itu sehingga kita bisa mewarisi kearifan-kearifan lokal untuk mengelola kehidupan kita secara baik. Ada seni dan budaya yang kita miliki yang sangat beragam," tutur eks Gubernur DKI Jakarta itu,
"Itulah kekuatan kita dan setelah pembangunan infrastruktur secara masif, kita sekarang berkonsentrasi kepada pembangunan pembangunan sumber daya manusia," kata Jokowi.